Kopi TIMES

Revolusi Pendidikan di Desa

Selasa, 07 Mei 2024 - 08:33 | 15.32k
Ida Fauziyah, Teacher and Trainer Mathematic
Ida Fauziyah, Teacher and Trainer Mathematic

TIMESINDONESIA, MALANG – Sejak dicanangkan oleh pemerintah pada 2020, program Merdeka Belajar telah menjadi sorotan utama dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Namun, pertanyaannya adalah, apakah gagasan ini telah benar-benar merasuk ke seluruh pelosok desa di negeri ini?

Merdeka Belajar adalah konsep yang mengedepankan kemandirian siswa dalam proses pembelajaran, memungkinkan mereka untuk memilih materi yang ingin dipelajari sesuai minat dan bakatnya. Namun, tantangan besar muncul ketika kita melihat implementasinya di daerah-daerah terpencil.

Pertama, infrastruktur pendidikan yang belum merata menjadi hambatan utama. Meskipun akses internet semakin meluas, masih banyak daerah yang terisolasi dan sulit dijangkau. Hal ini membuat sulitnya distribusi materi dan akses ke platform pembelajaran daring.

Kedua, pendidik di daerah terpencil seringkali masih mengalami kesulitan dalam memahami dan menerapkan konsep Merdeka Belajar. Pelatihan dan pendampingan yang memadai perlu ditingkatkan agar guru-guru di daerah terpencil mampu mengimplementasikan konsep ini dengan baik.

Ketiga, faktor budaya dan sosial juga turut memengaruhi keberhasilan program ini. Beberapa komunitas mungkin masih memegang teguh tradisi pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga sulit untuk mengubah paradigma mereka menjadi lebih siswa-berpusat.

Namun demikian, bukan berarti tidak ada harapan. Melalui kerjasama antara pemerintah, sekolah, masyarakat, dan sektor swasta, kita dapat memastikan bahwa Merdeka Belajar benar-benar mengakar hingga plosok desa. Inisiatif seperti pelatihan guru, penyediaan infrastruktur, dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pendidikan berbasis Merdeka Belajar dapat menjadi langkah awal yang signifikan.

Dengan komitmen yang kuat dan kerjasama yang berkelanjutan, kita bisa memastikan bahwa setiap anak Indonesia, tanpa terkecuali, dapat merasakan manfaat dari konsep revolusioner ini, sehingga visi pendidikan yang inklusif dan berkualitas bisa tercapai di seluruh negeri, dari kota hingga plosok desa.

***

*) Oleh : Ida Fauziyah, Teacher and Trainer Mathematic

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Hainorrahman
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES