Peristiwa Internasional

Hamas Menerima Usulan Proposal Gencatan Senjata, Israel Belum Menanggapi

Selasa, 07 Mei 2024 - 05:16 | 12.40k
Warga Palestina di Rafah merayakan setelah Hamas mengatakan mereka telah menerima proposal gencatan senjata dari Mesir dan Qatar. (FOTO: Al Jazeera/ Reuters)
Warga Palestina di Rafah merayakan setelah Hamas mengatakan mereka telah menerima proposal gencatan senjata dari Mesir dan Qatar. (FOTO: Al Jazeera/ Reuters)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan kelompoknya telah menerima proposal usulan gencatan senjata Gaza yang diajukan oleh mediator Qatar dan Mesir. Namun, pihak Israel belum memberikan komentar resmi.

Menurut pernyataan singkat dari Hamas, Ismail Haniyeh telah memberi tahu mediator Qatar dan Mesir, bahwa kelompok tersebut menerima proposal gencatan senjata mereka setelah perang selama tujuh bulan dengan Israel di Gaza.

Pernyataan singkat pihak Hamas itu disampaikan beberapa jam setelah militer Israel memerintahkan penduduk untuk mengevakuasi beberapa bagian Rafah, yang telah menampung lebih dari satu juta pengungsi.

Namun pernyataan singkat pemimpin Hamas itu tidak disertai rincian mengenai perjanjian yang disetujuinya tersebut.

Namun yang jelas belum ada komentar langsung dari Israel.

Perjanjian tersebut, jika berlaku, maka akan menjadi gencatan senjata pertama sejak jeda pertempuran selama seminggu pada bulan November, dan menyusul kegagalan selama berbulan-bulan dalam menghentikan pertempuran untuk membebaskan sandera dan memungkinkan lebih banyak bantuan ke Gaza.

Ada kekhawatiran bahwa perundingan gencatan senjata yang diadakan di Kairo terhenti setelah pejabat Hamas Izzat Al-Rashiq memperingatkan bahwa setiap operasi Israel di Rafah akan membahayakan perundingan gencatan senjata.

Kota yang terletak di tepi selatan Jalur Gaza ini telah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi sekitar setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza, yang terdesak ke selatan akibat serangan Israel yang telah berlangsung selama tujuh bulan.

Presiden Palestina,  Mahmoud Abbas mengatakan, dia berharap pemerintah Israel akan berkomitmen untuk menghentikan perang di Gaza dan menarik diri dari daerah kantong tersebut, menurut kantor berita negara Palestina Wafa.

Selain itu, Abbas mengatakan perjanjian gencatan senjata merupakan prioritas utama sejak hari pertama perang di Gaza.

Abbas meminta komunitas internasional untuk memberikan tekanan pada Israel dan melanjutkan upaya untuk mengakhiri pendudukan Israel di Palestina, kata Wafa.

Saat ini ribuan orang Palestina telah melarikan diri dari Rafah timur setelah Israel memerintahkan mereka mengungsi karena kekhawatiran akan serangan militer besar-besaran terhadap kota yang menampung lebih dari satu juta pengungsi semakin meningkat.

Amerika Serikat menentang invasi Rafah, terlepas dari respon gencatan senjata yang dilakukan Hamas itu.

Matthew Miller dari Departemen Luar Negeri AS menegaskan kembali penolakan AS terhadap serangan Israel di Rafah, yang menurutnya terpisah dari dorongan gencatan senjata.

"Kami tidak bisa mendukung operasi di Rafah seperti yang direncanakan saat ini," katanya.

Ia juga menambahkan bahwa AS belum melihat rencana yang kredibel untuk melindungi 1,5 juta warga sipil yang terperangkap di kota tersebut.

"Bahkan tanpa tanggapan terbaru ini oleh Hamas, kami telah menegaskan bahwa kami tidak mendukung Israel melancarkan operasi militer skala penuh di Rafah," tegasnya.

Miller juga menyatakan keprihatinannya atas perintah Israel  mengevakuasi warga Rafah bagian timur itu.

"Jika anda melihat 100.000 orang berpindah, maka anda akan melihat orang-orang lain di wilayah berikutnya juga ikut pindah. Tentu saja ini merupakan sesuatu yang ingin anda lihat terjadi jika ada operasi militer. Namun masalahnya sekarang adalah terbatasnya tempat bagi mereka untuk masuk ke dalam Gaza," kata Miller kepada wartawan.

"Dan tidak ada cara yang efektif untuk mendistribusikan bantuan kepada mereka dan memastikan mereka memiliki akses terhadap tempat berlindung, akses terhadap sanitasi di tempat-tempat yang mereka tuju," tambahnya.

Kegembiraan meletus di beberapa tempat di Gaza setelah dalam pengumuman singkatnya, Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh menyatakan menerima usulan gencatan senjata oleh para mediator dari Mesir dan Qatar.

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES