Kopi TIMES

Perkembangan Kemasan Aktif pada Industri Produk Pertanian

Sabtu, 27 April 2024 - 09:47 | 21.03k
Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas
Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kemasan pintar merupakan penanda dari eksistensi kemajuan teknik kemasan baik pada industri makanan maupun produk segar setelah panen. Tanpa kita sadari kemasan pintar telah berkembang dari hari-kehari. Hal ini tidak hanya terjadi pada negara maju seperti Jepang dan USA tetapi di negara berkembang pun seperti Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya telah mulai memanfaatkan kemasan pintar untuk dapat memperpanjang umur simpan produk.

Salah satu jenis kemasan pintar yang paling populer digunakan adalah kemasan aktif. Kemasan ini mampu mengubah kondisi produk dengan sifat aktifnya sehingga dapat memperpanjang umur simpan serta meningkatkan keamanan pangan atau sifat sensorik dengan tetap menjaga kualitas produk yang dikemas. 

Faktor pendorong perkembangan kemasan aktif pada industri produk pertanian antara lain: Peningkatan permintaan konsumen akan produk yang siap pakai (ready-prepared food) dan siap makan (ready-to-eat), perubahan dalam praktik ritel dan distribusi yang terkait dengan globalisasi, persyaratan yang lebih ketat dari aspek kesehatan dan keamanan bagi konsumen, terutama untuk pasar ekspor, tuntutan umur simpan yang lebih panjang, permintaan konsumen akan produk yang mengandung bahan pengawet lebih sedikit atau bahkan tanpa bahan pengawet, efisiensi biaya, isu lingkungan global yang berfokus pada reduksi, daur ulang, dan kemasan yang mudah terurai (biodegradable packaging).

Jenis Kemasan Aktif

Contoh teknologi kemasan aktitf yang paling umum beredar di industri makanan ataupun produk segar antara lain: Pertama, Penyerap oksigen (oxygen scavengers). Penyerap oksigen atau pemulung oksigen yang juga sering disebut sebagai oxygen scavenger berperan aktif dalam menyerap oksigen yang ada didalam kemasan produk dan meminimalkan interaksi oksigen dengan makanan. Pada sistem kemasan ini bubuk besi bereaksi dengan oksigen melalui proses oksidasi (kimia atau enzimatis) sehingga dapat melindungi makanan kemasan terhadap kerusakan oksidatif dan perubahan kualitas akibat oksigen. 

Pada pengaplikasian secara komersial, bubuk besi atau serbuk dimasukkan kedalam kantong yang sangat permeable terhadap oksigen dan ditemukan di dalam kemasan makanan. Kemudian sachet ini dapat digunakan untuk memungut oksigen pada pasta segar, produk daging, makanan panggang seperti roti, kulit pizza, kue kering dan kue bolu, kopi, kacang-kacangan, dan makanan ringan seperti keripik kentang. 

Kedua, Penyerap bau (odor scavenger). Indera perasa terkait erat dengan rasa dari penciuman. Saat dikemas, beberapa makanan memiliki bau yang kuat yang dapat mengganggu makanan yang lainnya atau pun bau yang tidak diinginkan kadang muncul saat makanan telah terurai atau disimpan dalam waktu yang lama. 

Penyerap bau atau pemulung bau merupakan  salah satu teknologi kemasan aktif yang memanfaatkan bahan kemasan aktif yang biasanya terdiri dari karbon aktif/arang. Bahan ini mampu menyerap dan menghilangkan berbagai bau karena sifatnya yang sangat berpori dan luas permukaan yang besar. Pemanfaatan penherap bau ini sangat cocok untuk penyimpanan durian untuk skala ekspor, peyimpanan sayur-sayuran. 

Ketiga, Penyerap etilen (ethylene absorbers). Etilen merupakan hormone yang di keluarkan oleh beberapa buah-buahan dan sayuran secara alami setelah panen dalam bentuk gas. Etilen memiliki efek fisiologis yang berbeda-beda untuk setiap buah dan sayuran segar. Efek fisiologi dapat berupa positif dan negatif tergantung pada manfaat yang akan di ambil karna erilen dapat mempercepat proses respirasi yang berhubungan dengan metabolisme pada buah-buahan dan sayuran yang dapat berdampak pada percepatan laju kematangan dan penuaan. Pematangan dan penuaan yang cepat yang disebabkan oleh akumulasi etilen dapat menyebabkan sayuran hijau menguning dan mungkin bertanggung jawab atas sejumlah gangguan pascapanen spesifik pada buah dan sayuran segar.

Pemulung etilen paling sering tersedia dalam bentuk sachet berupa potassium permanganate (KMnO4). Ketika ditempatkan di dalam kemasan atau dimasukkan ke dalam bahan kemasan, sachet ini menyerap etilen dan kelembapan untuk memperpanjang umur simpan produk. Kemasan aktif jenis ini sering digunakan dalam pengangkutan dan penyimpanan buah-buahan tropis.

Keempat, Pengatur kelembaban (moisture regulators). Pengatur atau pemulung kelembaban dimanfaatkan untuk makanan yang rentan terhadap kerusakan yang terjadi oleh kelembaban yang tinggi seperti biscuit, kerupuk, susu bubuk, kopi instant dan lain-lain. Pada saat produk kering dikemas dan disimpan dalam waktu yang lama maka sejumlah air dapat terperangkap dalam kemasan. 

Terperangkapanya sejumlah air ini juga dapat disebabkan oleh lingkungan penyimpanan yang panas dan lembab. Jika tidak dihilangkan, kelembapan ini akan diserap oleh produk atau kondensasi akan terbentuk, sehingga menyebabkan pelunakan pada produk kering atau menggumpalnya produk bubuk. 

Selain itu, kelembapan yang diserap produk juga dapat menyebabkan pembusukan mikroba seperti pada penyimpanan buah potong, sayuran potong (tomat potong), ikan dan daging. Hal ini akan menyebabkan penolakan konsumen dalam membeli produk tersebut. Bahan aktif yang sering digunakan dalam teknologi pengatur kelembaban adalah silica gel atau tanah liat (clays).

Masa Depan Kemasan Aktif

Dengan berbagai jenis kemasan aktif yang telah dikembangkan oleh peneliti dan tersedia secara komersial maka manfaat teknologi kemasan aktif ini dapat membantu industri pertanian lebih mengembangkan sayap tidak hanya untuk memenuhi pasar lokal tetapi juga pasar international. Hal ini disebabkan karena teknologi kemasan aktif ini lebih dari sekadar menampung dan melindungi barang yang mudah rusak dan penyimpanan atau pun saat transportasi. 

Saat ini tidak hanya industri pertanian yang bergerak di bidang makanan segar, olahan dan minuman, melainkan layanan kesehatan dan e-commerce juga telah memanfaatkan teknologi ini untuk dapat mengurangi limbah, dan mendorong efesiensi rantai pasokan. Selain itu kemasan aktif ini juga dapat dikombinasikan dengan kemasan cerdas seperti kode QR untuk menyediakan data rantai pasokan secara real-time, seperti lokasi, status, dan suhu produk. 

***

*) Oleh : Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Hainorrahman
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES