Wisata

Mengesankan, Pagelaran Wayang Kulit "Kidung Panji Biyung Bibi“ di Berlin

Minggu, 14 Oktober 2018 - 07:18 | 84.90k
pertunjukan Wayang Kulit digelar di Jugendkulturzentrum Pumpe, Lützowstr. 42 di bilangan Schöneberg, Berlin, Minggu (13/10/2018) malam. (FOTO: Iwa Sobara/TIMES Indonesia)
pertunjukan Wayang Kulit digelar di Jugendkulturzentrum Pumpe, Lützowstr. 42 di bilangan Schöneberg, Berlin, Minggu (13/10/2018) malam. (FOTO: Iwa Sobara/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BERLINSebuah pertunjukan Wayang Kulit digelar di Jugendkulturzentrum Pumpe, Lützowstr. 42 di bilangan Schöneberg, Berlin, Minggu (13/10/2018) malam.

Dipenuhi sekitar 150 penonton yang sebagian besar merupakan warga Jerman yang ingin menyaksikan secara langsung pertunjukan Wayang Kulit yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin ini.

Adapun tema cerita yang ditampilkan yaitu "Kidung Panji Biyung Bibi“. Agus Bimo Prayitno dengan tiga orang rekan lainnya, yaitu Darwita, Adya Satria Handoko Warih, dan Paramitha Santosa Putri dari Ensemble Seni Jantur sengaja mengambil karakter dan pesan dari cerita legenda Panji.

Pagelaran-Wayang-Kulit-di-Berlin.jpg

Agus Bimo Prayitno mulai mengembangkan seni pertunjukan Seni Jantur sejak 2013. Tujuan kegiatan Seni Jantur adalah membangkitkan kreativitas artistik penduduk setempat.

Dan cerita Panji sendiri merupakan kumpulan cerita dari periode klasik Jawa, tepatnya dari masa Kerajaan Kediri. Isi cerita berkisah mengenai kepahlawanan dan cinta. Dua tokoh utama pada cerita Panji, yaitu Raden Inu Kertapati (atau Panji Asmarabangun) dan Dewi Sekartaji (atau Galuh Candrakirana).

Ada berbagai versi dari Cerita Panji yang berkembang di Nusantara (Jawa, Bali, dan Kalimantan). Selain itu, cerita Panji ini menyebar juga hingga ke beberapa negara tetangga, yaitu Malaysia, Thailand, Kamboja, Myanmar dan Filipina. Berbagai kesenian di Indonesia berabad-abad lamanya banyak terpengaruh oleh cerita petualangan Pangeran Panji dalam mencari kekasihnya, Dewi Sekartaji.

Jejak dari cerita mengenai pangeran pemberani ini tidak hanya dapat ditemukan pada tari topeng dan pagelaran wayang, melainkan juga terabadikan dengan indahnya di dalam naskah-naskah kuno dan relief-relief yang tak terhitung jumlahnya pada candi-candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Penampilan Agus Bimo Prayitno dan kelompoknya yang menyajikan kesederhanaan dan popularitas cerita Panji pada malam itu sangat mengesankan dan ekspresif.

Hal itu diungkapkan oleh Jannick salah seorang mahasiswa Indonesia asal Surabaya yang sedang kuliah Ekonomi di Europa-Universität Viadrina, Jerman. “Menurut saya cukup unik, karena pertama kalinya saya melihat pertunjukan wayang”.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kader, warga Berlin keturunan Turki yang pernah berkuliah di salah satu kampus di Jakarta, “Pertunjukan yang sangat menarik, namun sayangnya saya tidak mengerti bahasa Jawa. Tapi saya pernah tahu Wayang Kulit saat berada di Indonesia delapan tahun lalu”.

Atase bidang Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin, Achmad Saufi, merasa senang karena pertunjukan berjalan lancar dan meriah. "Animo masyarakat Jerman yang perduli dengan budaya Indonesia terlihat sangat besar dengan kehadiran mereka hingga pertunjukan selesai,“ ungkap Achmad Saufi.

Ia juga menambahkan bahwa pengantar dari Dr. Lydia Kieven sebelum pertunjukan Wayang Kulit dimulai sangat informatif sehingga penonton yang hadir di Jugendkulturzentrum Pumpe, Berlin itu dapat menikmati pertunjukan Dalang Agus Bimo (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES