Wisata

Menyongsong Pembuatan Museum Budaya, Hawai Waterpark Gelar Wayang Potehi

Selasa, 18 Desember 2018 - 10:57 | 102.51k
Pertunjukan wayang potehi kalai pertama digelar di Malang di Hawaii Waterpark yang sempat menyita perhatian ratusan pengunjung. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)
Pertunjukan wayang potehi kalai pertama digelar di Malang di Hawaii Waterpark yang sempat menyita perhatian ratusan pengunjung. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGWayang Potehi untuk kali pertama digelar di Hawaii Waterpark, Minggu (16/12/2018) malam sebagai gerbang menuju pembuatan Museum Budaya di destinasi wisata buatan manusia itu.

Tahun 2019, Hawaii Waterpark, memang sedang menggagas akan membuat Museum Wisata Edukasi. Manajemen Hawaii akan bekerja sama dengan Museum Gubug Wayang.

"Jadi konsepnya nanti adalah edutainment, edukasi dan intertainment," kata Direktur Utama Hawaii Waterpark, Bambang Judo Utomo kepada TIMES Indonesia, malam itu.

Bambang Judo mengatakan, wayang Potehi ini tidak bisa lepas antara masyarakat peranakan Tionghoa dengan bangsa Indonesia karena ada sejarahnya.

Dalam pertunjukan wayang Potehi malam itu, penontonnya cukup banyak meski dari tempat duduk, mereka melihat wayang-wayang itu kecil bahkan nyaris tak bisa dilihat secara jelas mimik-mimiknya karena besarnya panggung yang mencapai 4X14 meter yang dibuat untuk pertunjukan itu. Biasanya pertunjukan wayang Potehi itu cukup hanya dengan panggung ukuran 4 meter persegi.

Tapi masih beruntung, masyarakat yang menonton menjadi tidak bingung karena malam itu penyelenggara menggabungkannya dengan akulturasi budaya dengan wayang Purwa atau wayang kulit.

Sehingga dari tempat duduk mereka melihat panggung yang besar itu tersaji ada pencerminan dari Kerajaan jahat yang kalau pada pewayangan kulit adalah Kerajaan Kurawa dan Kerajaan baik yang kalau di wayang kulit adalah kerajaan Pandawa. Sekali lagi, tentu saja dengan sosok wayang dengan perwajahan budaya Cina.

Sedangkan bagian tengah adalah panggung pertunjukan jalan cerita wayang Potehi itu. Malam itu pertunjukkan wayang Potehi mengambil judul "Gardayaksa Leno". Cerita tentang perjuangan seorang prajurit bernama Sudiro. Cerita ini aslinya dari jaman kerajaan Mataram dan Sudiro adalah peng-Indonesiaan dari She Jin Kwie.

Wayang-Potehi-2.jpg

Instrumennya, kalau di wayang asli Potehi hanya ada empat alat musik, tapi kali ini digabungkan dengan gamelan. Namun yang jelas tampaknya konsep yang diusung malam itu adalah akulturasi penggabungan dua yaitu budaya Tionghoa dan budaya Jawa dan cerita yang dipagelarkan adalah cerita yang meng-Indonesia.

Pagelaran itu ditampilkan oleh Sanggar Gubug Wayang Indonesia yang berpusat di Museum Mojokerto. Malam itu menjadi lebih spesifik lagi karena dalangnya berasal Jogyakarta, yakni Ki Aneng Kriswantoro dari Museum Gubug Wayang Cabang Jogya jebolan Institut Seni Indonesia (ISI) Jogya.

Direktur Bidang Edukasi Budaya Hawaii Waterpark, Cynthia Handi menyebutkan, pada dasarnya Potehi adalah wayang tertua di dunia usianya sudah 3000 tahun. Seiring pergerakan negara China terutama aktivitas dalam membangun perekonomiannya, maka seni dan budayanya juga turut serta tersebar kemana-mana, salah satunya adalah wayang Potehi yang ditemukan di Indonesia.

Kalau kemudian wayang Potehi masih ditemukan di Indonesia hingga kini, kata Cynthia, ini adalah bukti bahwa masyarakat Indonesia memiliki kearifan lokal yang luar biasa.

"Kearifan lokal untuk menjaga nilai adiluhung bangsa Indonesia. Karena itu meski Potehi berasal dari China, namun saat ini secara resmi sudah menjadi bagian dari seni budaya bangsa Indonesia. Buktinya Gubernur Jawa Timur, beberapa waktu lalu menyatakan bahwa dalang terbanyak di Jawa Timur adalah dalang wayang Potehi, terutama di Tulungagung," katanya.

Itulah yang kemudian diklaim bahwa Potehi milik Indonesia. Pergerakan Potehi yang sudah berumur 3000 tahun itu tentu mempunyai perkembangan. "Salah satunya adalah Jawa Seni Potehi. Sebuah pertunjukan seni Potehi yang didalamnya terdapat perpaduan konsep pertunjukan antara wayang purwa dan wayang potehi," kata Cynthia.

Bentuk beserta asesorisnya tetap wayang potehi, namun ceritanya Indonesia. Bahkan di dalamnya ada kekayon, gunungan sampai punokawan. Punokawan adalah ciri khas wayang Indonesia dan pembeda dengan wayang-wayang di dunia. Negara-negara yang mempunyai wayang adalah India, Thailand dan sebagainya. "Nah wayang potehi juga punya punokawan. Karena dalam ceritanya di wayang potehi juga akan ditemukan Goro-goro. Karena disitu ada Petruk, Gareng, Semar dan Bagong," tambah Cynthia lagi.

Karena itu Cynthia menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada para "penopang" destinasi wisata Hawaii Waterpark,  seperti Iwan Kurniawan, Yan Christian, Iwan Handoyo dan lainnya yang secara khusus malam itu juga ikut menyaksikan pertunjukan Wayang Potehi selama hampir dua jam. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES