Peristiwa Daerah

Ribuan Warga Nonton Wayang Kulit Syukuran Keluarga Besar Haji Wakijan

Minggu, 13 Januari 2019 - 23:43 | 254.35k
Pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Seno Nugroho pada acara syukuran yang diadakan Haji Wakijan. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Yogyakarta)
Pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Seno Nugroho pada acara syukuran yang diadakan Haji Wakijan. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Yogyakarta)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Ribuan warga dari berbagai kalangan memenuhi kediaman Agus Santosa SPsi, kepala Desa Caturtunggal, Depok, Sleman, DIY, Sabtu malam (12/1/2019).

Kedatangan mereka dalam rangka nonton bareng pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Seno Nugroho.

Syukuran-Wayang-2.jpg

Gelaran seni budaya Jawa tersebut bagian dari hajatan yang di gelar Haji Wakijan sebagai wujud syukur nikmat yang dirasakan pengusaha jasa persewaan perlengkapan pesta WK. 

Jika berbicara soal jasa persewaan alat pesta di D.I. Yogyakarta, nama WK sudah tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat.

Pemiliknya adalah H. Wakijan yang tak lain ayah dari Agus Santosa ini. 

Acara tersebut bertajuk Dahar Kembul Sesarengan Masyarakat Hamersani Ringgit Wacucal (makan bareng masyarakat, sembari menonton pertunjukan wayang kulit), sekaligus peresmian Pendopo 'Agus Santosan' yang malam itu digunakan sebagai tempat menggelar pertunjukan wayang kulit. 

Menariknya, yang memainkan pertunjukan wayang merupakan dalang terkenal yakni Ki Seno Nugroho yang malam itu membawakan lakon berjudul Baladewa Senopati dengan bintang tanu, Mimin, Apri dan Ellysa.

Pemotongan tumpeng oleh Haji Wakijan dan diserahkan ke Agus Santosa, mengawali jalannya acara usai sambutan dari pihak penyelenggara. Disusul pembacaan doa yang intinya semoga apa yang jadi hajat keluarga besar Wakijan bisa di ijabahi (dikabulkan). 

Memasuki acara pentas pagelaran wayang kukit malam itu ditandai penyerahan tokoh wayang dari Agus Santosa pada Ki Seno Nugroho. 

Para tamu undangan dan masyarakat yang hadir diperkenankan untuk makan bersama-sama sekenyangnya dan bebas memilih berbagai menu ataupun hidangan tradisional, mulai nasi gudeg, wedang ronde, menu angkringan dan berbagai menu lainnya yang telah disediakan dengan gratis. 

Masyakarat dan para pamong terlihat kompak , mereka bahu membahu, membantu menyambut juga mengarahkan para tamu malam itu. Sebagian generasi mudanya terlihat mengatur kendaraan yang akan parkir, sedang lainnya turut mengurusi dan membantu berbagai sarana pendukung acara. 

"Selain nguri-nguri budaya leluhur, gelaran wayang kulit ini sebagai wujud syukur atas rizki yang telah diberikan Tuhan kepada keluarga kami," kata Agus. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES