Peristiwa Daerah

Angkat Isu Kekinian, HBK akan Gelar Nobar Wayang Sasak Lalu Nasib di Lombok Barat

Jumat, 01 Maret 2019 - 15:08 | 63.90k
Ketua Badan Pengawas dan Disiplin Partai Gerindra H Bambang Kristiono atau akrab dipanggil HBK, dalam sebuah acara. (FOTO: HBK for TIMES Indonesia)
Ketua Badan Pengawas dan Disiplin Partai Gerindra H Bambang Kristiono atau akrab dipanggil HBK, dalam sebuah acara. (FOTO: HBK for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MATARAM – Setelah sukses menggelar nonton bareng Wayang Sasak  bersama dalang kondang  Lalu Nasib di lapangan Tanjung, Kabupaten  Lombok Utara akhir pekan lalu, kini H. Bambang Kristiono atau akrab disapa HBK akan menggelar nonton bareng serupa di lapangan Desa Dasan Tapen, Gerung, Kabupaten Lombok Barat, pada hari Sabtu, 2 Maret 2019. 

Sejumlah pihak mengapresiasi upaya petinggi Partai Gerindra ini dalam mendorong semangat melestarikan budaya warisan nenek moyang terutama Wayang Kulit Sasak tersebut.

Sebab, banyak sekali kearifan lokal para leluhur Sasak di Pulau Lombok yang memiliki nilai-nilai sangat tinggi, terutama dalam seni dan atraksi budaya. Seperti juga pegelaran Wayang Kulit Sasak, yang belakangan eksistensinya terus tergerus kemajuan zaman.

Padahal, jika bisa terus dilestarikan Wayang Sasak bisa menjadi benteng yang kuat bagi generasi muda saat ini untuk tetap bersandar pada nilai-nilai baik, termasuk menjadi basis pengembangan karakter dan moral.

"Wayang Sasak dapat menjadi basis pembelajaran dan pengembangan karakter sebagai pertahanan moral generasi muda kita (saat ini)," kata Sekjen Majelis Pemangku Adat Nusantara Raya (Mapan Raya), Lalu Pharmanegara, Jumat  (1/03/2019). 

Lalu Pharma  mengatakan, aspek lainnya dari Wayang Sasak di era milenial ini adalah sebagai warisan pengetahuan tentang filsafat,  humaniora, psikologi dan daya budi.

Selain itu, Wayang Sasak juga dapat menjadi pustaka dan panduan moral bagi pola hubungan kemanusiaan yang baik, untuk dapat diproyeksikan di era milenial ini.

"Wayang Sasak adalah wajah keagungan kebudayaan Nusantara, yang dapat memadukan antara pewarisan nilai-nilai budaya, tuntutan keimanan, dan seni pertunjukan yang sangat menghibur," katanya.

Ia menekankan, kekuatan Wayang Sasak sebenarnya terletak pada kontennya yang timeless, tak lekang oleh waktu maupun zaman.

Sebab, Wayang Sasak adalah wajah masa lalu yang tetap bisa hadir di masa kini, dengan tetap menjaga konsistensinya mengembangkan sumber daya imagologi, dalam bentuk bayangan (shadow), dan irama jiwa yang selaras dengan seni bertimbang khas gaya Sasak.

"Wayang ini memiliki kemampuannya yang luwes untuk memadukan falsafah India, falsafah Islam, dan Falsafah Nusantara dalam suatu sajian seni, dengan menampilkan penokohan lokal seperti Amaq Ocong dan lainnya,
sebagai faktor kesadarannya tentang kehadiran (present awaraness), dan pola kesaksian pada perjalanan sejarah manusia," ujarnya.

Lebih dari itu, papar Lalu Parma, Wayang Sasak adalah sekolah terbuka bagi masyarakat Lombok, untuk dapat memahami berbagai persoalan dalam masyarakatnya, sekaligus memberikan solusi sederhana dalam kehidupan sehari hari.

"Dalam pada itulah, Sang Dalang, bukanlah seni yang jauh kenyataan hidup, namun ia bisa sangat dekat, bahkan dapat merasakan detak kegelisahan yang sedang terjadi pada masyarakat penontonnya," katanya sembari mengatakan kepiawaian Dalang yang menjadi kunci keberhasilan sajian seni Wayang Sasak.

Sementara, Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra H Bambang Kristiono atau akrab dipanggil HBK berupaya melestarikan budaya ini, dan membangkitkan nostalgia akan wayang kulit. 

Ada enam  lokasi yang sejatinya menjadi sasaran pementasan di Pulau Lombok. Tak tanggung-tanggung, legenda hidup dalang dari Bumigora Lalu Nasib AR yang dipercaya mengemban misi ini.

"Melalui pagelaran wayang Sasak ini, saya ingin menyampaikan pesan dan edukasi tentang pentingnya sektor pertanian untuk terus dikembangkan di Pulau Lombok, NTB. Dan yang pasti juga pesan tentang penyelenggaraan Pemilu 2019 yang damai dan bermartabat," paparnya. 

"Saya juga ingin nobar Wayang Sasak Lalu Nasib di Lombok Barat besuk, anak muda NTB dapat menggali budaya leluhur yang telah diwariskan. Kearifan lokal yang diwariskan para orang tua tak boleh punah. Generasi kini harus ikut menjaga keberadaan Wayang Sasak ini," kata HBK. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Mataram

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES