Peristiwa Daerah

Tarik Minat Mengaji Anak-Anak, Mahasiswa UMY Gunakan Wayang Kulit

Sabtu, 11 Mei 2019 - 15:45 | 89.15k
Salah seorang anggota tim PKM-M Punakawan saat memberikan pengajaran kepada anak-anak TPA menggunakan wayang Punakawan. (FOTO: UMY/TIMES Indonesia)
Salah seorang anggota tim PKM-M Punakawan saat memberikan pengajaran kepada anak-anak TPA menggunakan wayang Punakawan. (FOTO: UMY/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Minimnya minat anak-anak belajar belajar Alquran mengundang keprihatinan banyak pihak. Nah, untuk mengatasi masalah tersebut mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memiliki metode unik. Mahasiswa UMY memilih menggunakan media wayang kulit tuntuk menarik minat anak-anak agar mau mengaji.

Langkah ini telah dicoba di Masjid At Taqwa Desa Temuwuh Lor, Gamping, Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hasilnya, belasan anak-anak pun tertarik datang ke masjid untuk belajar Alquran dengan menggunakan media wayang kulit.

“Kami mencoba untuk meningkatkan antusiasme anak-anak dengan memperkenalkan kearifan budaya lokal wayang sekaligus belajar mengaji,” kata Muhammad Ridhwan Satira Kumara, ketua Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang pengabdian masyarakat (PKM-M) UMY.

Dengan media wayang kulit Punakawan ini anak-anak tertarik sehingga mau belajar agama untuk meningkatkan kecerdasan spiritualnya.

“Pengajaran taman pendidikan Alquran (TPA) dilaksanakan 3 kali dalam seminggu dengan menerapkan modul yang telah disusun sebelumnya. Praktik pengajaran dilakukan melalui mengaji, menghafal, menulis huruf hijaiyah, dan menggambar. Ciri khas dari metode pengajaran ini adalah pemanfaatan Punakawan untuk menanamkan nilai-nilai kearifan lokal yang selaras dengan nilai-nilai Islam,” papar Ridhwan.

Ia berharap, metode ini dapat dikembangkan di masjid lain di Yogyakarta. Nah, agar metode ini cepat menyebar pihaknya akan melakukan Training Of Trainer (TOT) bagi remaja Masjid At Taqwa dalam pengajaran TPA.

“Semoga metode wayang kulit yang dilakukan mahasiswa UMY dapat ditiru pengelola dan pengajar TPA di daerah lain,” jelas Ridwan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES