Adv

Petani Bunga Mawar Merugi, Polbangtan Malang Hadirkan Inovasi

Selasa, 05 Mei 2020 - 06:32 | 181.50k
Procesing pasca panen bunga potong mawar untuk inovasi produk hilir (minyak atsiri, air freshener dan booklet bunga potong) di Lab. THP Polbangtan Malang (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)
Procesing pasca panen bunga potong mawar untuk inovasi produk hilir (minyak atsiri, air freshener dan booklet bunga potong) di Lab. THP Polbangtan Malang (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BATUPetani bunga potong di sentra tanaman hias Kota Batu, banyak yang mengeluhkan kerugian usahatani yang cukup besar selama pandemi Virus Covid-19 ini. Termasuk para petani tanaman hias lainnya mengakui hal yang sama, bahkan merasakan dampak yang cukup dahsyat.

Pasalnya,  imbauan pemerintah untuk menerapkan protokol pencegahan penyebaran covid-19 yang diantaranya melakukan social distancing sangat berpengaruh pada usaha mereka serta sektor pertanian lainnya.

Advertisement

Namun, karena pertanian merupakan sektor vital maka apapun yang terjadi harus dipastikan terus berjalan, khususnya dalam hal penyediaan bahan pangan. 

Adanya imbauan pemerintah untuk  tidak membuat acara yang mengundang kerumunan orang banyak, menyebabkan pesta pernikahan ataupun acara-acara lainnya yang memanfaatkan bunga potong sebagai hiasan ini banyak yang ditunda bahkan dibatalkan.

Menurut Lily, petani milenial di Kota Batu (5/5/2020), sejak awal diterapkannya social/physical distancing, tiap hari sekitar 1 pickup bunga mawar dibuang sia-sia, cuma dimanfaatkan sebagai pupuk kompos, bahkan tidak sedikit hanya digunakan sebagai pakan ternak, kondisi ini menyebabkan banyak petani yang merugi.

Petani-Bunga-Mawar-Merugi-2.jpgIdem (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)

Sebagian dari mereka jangankan untuk mengeluarkan biaya perawatan dan pupuk, untuk memenuhi kebutuhan makan saja petani sudah kewalahan.

“Kerugian itu terjadi karena banyak toko bunga yang tutup dan tidak adanya event-event yang banyak menggunakan tanaman hias maupun bunga potong karena lockdown,” ujar Lily.

Hal senada pernah diserukan oleh Menteri Pertanian Sahrul Yasin Limpo (SYL) yang mengharapkan sektor pertanian dapat menjadi kekuatan ekonomi dalam menghadapi kondisi saat ini, terutama untuk komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.

Terlebih untuk komoditas hortikultura seperti buah, sayur dan tanaman obat yang mengalami peningkatan permintaan yang pesat di tengah situasi pandemi saat ini.

Menurut Mentan SYL, Pertanian harus terus berdaya di tengah Pandemi Covid 19, terus bergerak dengan inovasi-inovasinya, memiliki solusi atas permasalahan yang ada. Pertanian tidak boleh berhenti. 

“Pertanian harus hadir meyakinkan rakyat bahwa Indonesia mampu mengatasi krisis bersama,” tegas SYL.

Lebih lanjut, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang Dr. Bambang Sudarmanto menyampaikan tentang merosotnya pasar florikultura di tengah pandemi Covid-19, harus diimbangi dengan upaya-upaya strategis dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sehingga kondisi saat ini tidak menurunkan usaha petani florikultura.

“Mudah-mudahan inovasi-inovasi produk ini dapat menjadi salah satu solusi, membantu kelanjutan penghasilan petani kecil dan buruh taninya, untuk dapat dikembangkan lebih luas lagi,” pungkas Bambang dengan nada optimis.

Menurutnya, di tengah fenomena lesunya pasar florikultura dalam negeri ini, Polbangtan Malang bergerak membantu dan memberdayakan Petani bunga potong dan tanaman hias di Kota Batu untuk bisa memperpanjang daya simpan bungga potong dengan pengeringan dan akirnya bisa diolah lebih lanjut, baik sebagai minyak atsiri, maupun air freshener dan booklet bunga kering. (adv)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES