TIMESINDONESIA, JOMBANG – Di tengah semangat untuk mengembangkan pertanian modern dan berkelanjutan, seorang warga Kabupaten Jombang bernama Jakub Deki Sebayang, telah menunjukkan kesuksesannya dalam budidaya sayur hidroponik.
Dengan ketekunan dan inovasi, Jakub berhasil mengembangkan usaha budidaya sayur hidroponik di Dusun Pucangrejo, Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.
Jakub, seorang petani yang berusia 40 tahun, mulai tertarik dengan konsep budidaya sayur hidroponik beberapa tahun yang lalu. Dia melihat potensi besar dalam metode ini, terutama dalam hal penggunaan air yang lebih efisien, pengendalian lingkungan yang lebih baik, dan produksi sayuran yang lebih bersih dan sehat.
"Awalnya, saya belajar dan melakukan penelitian intensif tentang budidaya sayur hidroponik. Mulai mempelajari berbagai teknik, mengikuti pelatihan, dan berkonsultasi dengan para ahli di bidang ini," katanya kepada TIMES Indonesia, Sabtu (27/5/2023).
Dengan tekad yang kuat dan pengetahuan yang diperolehnya, Jakub mulai membangun greenhouse di lahan miliknya untuk memulai usaha budidaya sayur hidroponik.
Proses awal tidaklah mudah bagi Jakub. Namun, dengan dedikasi dan kerja kerasnya, dia berhasil mengatasi berbagai tantangan teknis yang muncul selama proses pembangunan greenhouse dan dalam menjaga kondisi ideal untuk pertumbuhan tanaman.
Dari kerja kerasnya, Jakub berhasil menghasilkan berbagai jenis sayuran yang berkualitas tinggi seperti selada, bayam, kangkung, dan lainnya. Produk-produknya memiliki permintaan yang tinggi di pasar lokal karena kualitasnya yang segar, bebas pestisida, dan memiliki masa simpan yang lebih lama.
Keberhasilan Jakub dalam budidaya sayur hidroponik tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi masyarakat sekitarnya.
Dia memberikan pelatihan kepada petani lain tentang teknik budidaya sayur hidroponik, berbagi pengetahuan dan pengalamannya untuk meningkatkan kemampuan petani lokal dan mendorong perkembangan pertanian modern di daerah tersebut.
Terhitung satu kali panen, Jakub bisa mendapatkan 2 kwintal sayur jenis sawi dengan jumlah 1820 lubang tempat tanaman hidroponik. "Sekali panen 2 kwintal, dengan hasil pendapatan kurang lebih Rp 7 juta," bebernya.
Sementara penjualan hasil sayur hidroponik milik Deki itu, baru bisa terjual di wilayah provinsi Jawa Timur dengan harga Rp 25 ribu perkilogram. "Untuk sementara ini masih terjual di wilayah terdekat yakni seputaran Kabupaten Jombang, Surabaya dan sekitarnya," pungkasnya. (*)
Pewarta | : Rohmadi |
Editor | : Ronny Wicaksono |
Dari Kandang Dlingo Bantul ke Istana, Sapi Bagong Milik Bayu Dibeli Presiden Prabowo
Kaca Bus Tim Persik Kediri Pecah Dilempar Batu saat Tinggalkan Stadion Kanjuruhan
Ada 43 Jemaah Haji Cadangan di Bondowoso Diharapkan Bisa Berangkat Tahun Ini
Banjir Bandang Menerpa, 119 Penduduk Kongo Afrika Meninggal Dunia
Hasil Pertandingan Piala Soeratin Askab PSSI Banyuwangi, Minggu 11 Mei 2025
Sebanyak Delapan Visa Jemaah Haji Asal Bondowoso Belum Terbit
PLN Mobile Proliga 2025, Samator Kunci Juara Tiga Usai Bekuk Bank Sumsel
Harmoni Budaya, Religi dan Ekonomi dalam Festival Jogokariyan 2025 Kota Yogyakarta
Jalur Seleksi Mandiri UNAIR Tahun Akademik 2025 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Jadwalnya
Laga Arema FC vs Persik: Ditonton 2.850 Aremania, Diamankan 2.113 Personel Gabungan