TIMESINDONESIA, KEDIRI – Dua penari kontemporer Kabupaten Kediri tampil memukau di Melaka Art Performance (MAP) Festival.
Penampilan Sukardi dan Ratungga Ayu Trisnasari menjadi salah satu penampilan yang ditunggu para peserta dan penonton MAP Festival. Dalam gelaran tersebut, penampilan keduanya bahkan menjadi pembuka setiap jadwal MAP Festival.
Kedua seniman Kediri yang tampil di Malaysia tersebut berasal dari Komunitas seni Bangsal JE dan Suryo Budoyo. Keduanya tahun ini membawakan penampilan berjudul 'Tundung' dan 'Njelmo'.
Menurut manajer talent dari Bangsal JE Ahmad Ikhwan Susilo, para peserta lain sebelumnya sudah pernah menyaksikan penampilan seniman yang punya panggilan akrab Pak Koyek itu. Karena itu penampilannya tahun ini jadi salah yang ditunggu.
“Memang Pak Koyek ini kali kedua mengikuti MAP Fest, jadi wajar peserta lain sangat menantikan penampilannya,” ujarnya, Minggu (27/08/2023).
Ditambahkan Ahmad, seniman dari berbagai negara juga sempat menanyakan kapan Kediri akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan festival tari kontemporer. Mereka rupanya terpesona dengan kisah Panji, kisah tentang cinta yang tidak pernah habis digali dan memunculkan banyak gagasan ekspresi.
Tema universal ini yang bisa menjadi magnet untuk seniman asing untuk mencari referensi utama. Tak hanya itu, Cerita Panji merupakan cerita tutur asli Kediri. Bahkan, ini sudah ditetapkan sebagai warisan memori dunia (Memory of The World) oleh UNESCO pada 2018 silam.
“Ini adalah bagian dari ikhtiar untuk melanjutkan pengakuan dunia itu terhadap warisan Cerita Panji yang dimiliki oleh Kediri,” tambahnya.
Selain di MAP Festival, kedua seniman itu juga sempat tampil di sejumlah titik lain di kota Melaka. Seperti St Paul Hill, Melak, Red Church Melaka, dan Benteng A Famosa yang semuanya adalah landmark ikonik yang menjadi tujuan wisata di kota tersebut.
Berbalut kostum ala kerajaan, Pak Koyek memerankan Panji Asmarabangun dan Yungga - Ratungga Ayu Trisnasari sebagai Sekartaji. Dalam setiap penampilan mereka, para wisatawan yang menyaksikan selalu berlomba mengabadikan.
“Semoga Cerita Panji bisa terus dilestarikan dan dapat membawa nama Kediri ke dunia internasional,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Yobby Lonard Antama Putra |
Editor | : Ronny Wicaksono |
Dari Kandang Dlingo Bantul ke Istana, Sapi Bagong Milik Bayu Dibeli Presiden Prabowo
Kaca Bus Tim Persik Kediri Pecah Dilempar Batu saat Tinggalkan Stadion Kanjuruhan
Ada 43 Jemaah Haji Cadangan di Bondowoso Diharapkan Bisa Berangkat Tahun Ini
Banjir Bandang Menerpa, 119 Penduduk Kongo Afrika Meninggal Dunia
Hasil Pertandingan Piala Soeratin Askab PSSI Banyuwangi, Minggu 11 Mei 2025
Sebanyak Delapan Visa Jemaah Haji Asal Bondowoso Belum Terbit
PLN Mobile Proliga 2025, Samator Kunci Juara Tiga Usai Bekuk Bank Sumsel
Harmoni Budaya, Religi dan Ekonomi dalam Festival Jogokariyan 2025 Kota Yogyakarta
Jalur Seleksi Mandiri UNAIR Tahun Akademik 2025 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Jadwalnya
Laga Arema FC vs Persik: Ditonton 2.850 Aremania, Diamankan 2.113 Personel Gabungan