TIMESINDONESIA, MALANG – Dinas Kesehatan Kabupaten Malang menyebutkan bahwa penyakit Hipertensi dan Diabetes Melitus merupakan dua Penyakit Tidak Menular (PTM) yang paling banyak diderita oleh masyarakat di Kabupaten Malang.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dari total 165.933 kasus, penyakit Hipertensi memiliki persentase sebesar 48,6 %, disusul dengan penyakit Diabetes Melitus sebesar 21.5 %. Bahkan, angka kasus kesakitan dan kematian PTM sudah melebihi penyakit menular.
Penyebab umum dari PTM bukanlah ditimbulkan oleh virus, bakteri, atau kuman. Penyakit ini lebih disebabkan karena gaya hidup masyarakat yang kurang sehat, seperti kurang olahraga, pola makan yang salah, tidak cukup tidur, serta kebiasaan-kebiasaan lain yang memiliki dampak negatif terhadap tubuh seperti merokok dan mudah stress.
Tantangan lebih besar dihadapi oleh keluarga pekerja migran ketika salah satu orang tua atau kedua orang tua pergi ke luar negeri untuk menjadi pekerja migran. Kabupaten Malang merupakan salah satu kabupaten pengirim pekerja migran tertinggi di Jawa Timur, terutama pekerja migran perempuan.
Kondisi ini membuat tim Hubungan Internasional UB melakukan pengabdian masyarakat di Desa Sukowilangun, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang. Ketua tim pengabdian HI UB, Henny Rosalinda Ph.D menjelaskan keluarga perempuan migran merupakan salah satu kelompok yang sudah sepatutnya mendapat perhatian lebih, khususnya terkait kesejahteraan keluarga yang ditinggalkan.
“Keluarga perempuan migran secara tidak langsung telah mengalami ketimpangan fungsi di dalam keluarga akibat kekosongan sosok ibu dalam keluarga,” ucapnya, Selasa (5/9/2023).
Menurutnya, saat perempuan memilih untuk bekerja sebagai pekerja migran di luar negeri, segala hal yang menyangkut urusan keluarga yang ditinggalkan sangat bergantung pada anggota keluarga yang ada di Indonesia, terutama anggota keluarga perempuan seperti ibu dan saudara perempuan.
Henny memaparkan data Menteri Kesehatan RI menyatakan bahwa seorang ibu memiliki lebih banyak peran dalam peningkatan kesehatan anggota keluarganya. Hal ini dikarenakan masih kentalnya budaya tradisional di Indonesia yang menempatkan ibu bertanggungjawab pada pemenuhan kebutuhan di dalam rumah tangga, yaitu ekonomi keluarga, konsumsi, pendidikan dan kesehatan.
“Sehingga, kekosongan sosok ibu sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pola hidup dan kesehatan pada sebuah keluarga,” tuturnya.
Alumni University of Portsmouth ini menyatakan penting bagi keluarga perempuan migran untuk memahami pola hidup yang sehat, sehingga keluarga dapat memahami upaya pencegahan penyakit- penyakit, khususnya penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes melitus.
Tim Hubungan Internasional Universitas Brawijaya ini mengadakan Workshop dan Sosialisasi terkait budaya hidup sehat guna mencegah meningkatnya penyakit hipertensi dan diabetes dikalangan Pekerja Migran dan keluarganya.
“Kegiatan ini menyasar pada migran dan keluarga perempuan migran yang ditinggalkan dengan memberikan edukasi terkait pentingnya pola hidup sehat untuk mencegah PTM,” ucapnya.
Henny Rosalinda yang sudah menggeluti persoalan pekerja migran dan kajian gender sejak tahun 2008 ini menjelaskan peserta diberikan kesempatan untuk periksa tensi darah dan gula darah secara cuma-cuma kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan terkait penyakit Hipertensi dan Diabetes Melitus.
“Ada 45 orang dari unsur pemeritah desa, migran, dan keluarga migran yang mengikuti rangkaian kegiatan ini,” tuturnya.
Workshop yang diselenggarakan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyakit Hipertensi dan Diabetes Melitus melalui pengenalan fakta, bukti, dan data terkini serta cara untuk melakukan pencegahan maupun cara penanganan bagi pengidap penyakit tersebut melalui pembentukan pola hidup sehat.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan setelah kegiatan di Kabupaten Malang ini, peserta dinilai mampu memahami PTM, gejala hipertensi dan diabetes secara umum, dampak dan resiko dari hipertensi dan diabetes, serta cara mencegah timbulnya PTM melalui pola hidup sehat guna meningkatkan kesejahteraan dan ketangguhan keluarga, khususnya keluarga perempuan pekerja migran.(*)
Pewarta | : Irfan Anshori |
Editor | : Yatimul Ainun |
Harmoni Budaya, Religi dan Ekonomi dalam Festival Jogokariyan 2025 Kota Yogyakarta
Jalur Seleksi Mandiri UNAIR Tahun Akademik 2025 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Jadwalnya
Laga Arema FC vs Persik: Ditonton 2.850 Aremania, Diamankan 2.113 Personel Gabungan
Lewat Talent DNA, Khofifah Dorong Kader Muslimat NU Jadi Motor Organisasi Adaptif
Seminar Pekikan Sastra 2025, Fakultas Sastra UM Angkat Isu Kesetaraan Gender
Festival Perak Kotagede 2025 di Kota Yogyakarta, Kolaborasi Apik Tradisi dan Inovasi
Bethesda Heritage Fun Run 2025, Ribuan Peserta Lari Sambil Napak Tilas Sejarah Yogyakarta
Kunjungi Pendidikan Karakter Panca Waluya, Kak Seto Pastikan Hak Anak Tetap Terlindungi
Bungkam Arema FC, Persik Kediri Akhiri Puasa Kemenangan Sekaligus Jaga Rekor Positif
Dua Bocah Meninggal Tenggelam di Wisata Air Terjun Bidadari Probolinggo