TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), RA Vita NP Astuti S Pd M Hum Ph D melakukan program terakhir dari kegiatan United Board (UB) Fellowship Program. Kegiatan ini dilaksanakan sejak 28 Juni 2023 hingga 3 Juli 2023 di Singapore Management University (SMU) Singapura.
Program UB Fellowship bertujuan untuk memberikan pengembangan kepemimpinan bagi tenaga pendidik dari universitas-universitas di Asia. Melalui program ini, United Board mengharapkan perwakilan tenaga pendidik dapat mengembangkan kepemimpinan dinamis yang akan memajukan pendidikan di tiap universitas.
Sebelumnya, Vita mengikuti seleksi United Board Fellowship Program pada tahun 2018 dan dinyatakan lolos sebagai perwakilan UAJY. Dalam program tersebut ada 3 tahap yaitu Summer Institute, Asian Placement dan Asia Seminar. Summer Institute dilaksanakan Vita pada tahun 2019 di Harvard University dengan fokus utama belajar kepemimpinan budaya barat.
Sedangkan tahap kedua yaitu Asian Placement dilaksanakan pada tahun 2022 di Seoul Women University Korea dengan fokus pada kepemimpinan perempuan. Bulan Juni lalu, Vita melaksanakan tahap ketiga yang tujuannya mempresentasikan perbandingan kepemimpinan barat dan timur.
Vita mengungkapkan bahwa ia senang mendapatkan kesempatan untuk mewakili UAJY dalam program UB Fellowship di mana ia bisa bertukar pengalaman dan cerita kepada tenaga pendidik lain di dunia.
“Ada dari Vietnam, Myanmar, Filipina dan lain-lain. Kami kumpul semua dan kami saling belajar bagaimana leadership di universitas mereka, bagaimana budaya mereka, bagaimana di negara mereka, nah pengalaman masing-masing orang itu sangat berbeda,” kata Vita kepada TIMES Indonesia, Selasa (25/7/2023).
Setelah program UB Fellowship ini selesai, Vita berencana akan membagikan ilmunya kepada mahasiswa UAJY, salah satunya bekerjasama dengan Kantor Kemahasiswaan, Alumni dan Campus Ministry (KKACM) untuk mengadakan training kepada mahasiswa.
Vita berharap kepada mahasiswa-mahasiswa UAJY dapat menjadi seorang leader yang baik yang dapat menurunkan egonya untuk mau dipimpin dengan seseorang dan memperluas koneksi (networking).
“Kita harus terbuka terhadap kerja sama, mencari teman dan menjalin pertemanan paling penting dalam sebuah leadership. Selain itu, kita juga terbuka untuk menjadi seorang pemimpin yang dipimpin. Menurut saya kedua hal itu yang paling penting dalam sebuah kepemimpinan,” tutup perempuan yang pernah menjabat sebagai Kepala Humas KHSP UAJY tersebut. (*)
Pewarta | : Hendro Setyanto Baskoro |
Editor | : Deasy Mayasari |
PLN Mobile Proliga 2025, Samator Kunci Juara Tiga Usai Bekuk Bank Sumsel
Harmoni Budaya, Religi dan Ekonomi dalam Festival Jogokariyan 2025 Kota Yogyakarta
Jalur Seleksi Mandiri UNAIR Tahun Akademik 2025 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Jadwalnya
Laga Arema FC vs Persik: Ditonton 2.850 Aremania, Diamankan 2.113 Personel Gabungan
Lewat Talent DNA, Khofifah Dorong Kader Muslimat NU Jadi Motor Organisasi Adaptif
Seminar Pekikan Sastra 2025, Fakultas Sastra UM Angkat Isu Kesetaraan Gender
Festival Perak Kotagede 2025 di Kota Yogyakarta, Kolaborasi Apik Tradisi dan Inovasi
Bethesda Heritage Fun Run 2025, Ribuan Peserta Lari Sambil Napak Tilas Sejarah Yogyakarta
Kunjungi Pendidikan Karakter Panca Waluya, Kak Seto Pastikan Hak Anak Tetap Terlindungi
Bungkam Arema FC, Persik Kediri Akhiri Puasa Kemenangan Sekaligus Jaga Rekor Positif