TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dalam rangka mendukung Geopark Ijen terus berkembang, rombongan dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) turun ke Banyuwangi, Jawa Timur. Hal ini sebagai salah satu upaya dukungan terhadap pelestarian lingkungan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan di kabupaten yang terletak di paling ujung timur Pulau Jawa.
Puluhan akademisi tersebut, menginjakkan kakinya di Bumi Blambangan sejak Senin (7/8/2023) kemarin. Kedatangan mereka bermaksud untuk melakukan pengabdian pada masyarakat khususnya yang berada di sekitar Geopark Ijen.
Rombongan akademisi yang terdiri dari 23 dosen, 3 asisten dan kurang lebih 10 mahasiswa itu, rencananya akan melakukan pengabdian kepada masyarakat selama 5 hari ke depan.
Salah satu rombongan, Dr Eng Mirzam Abdurrachman, ST MT mengatakan, kedatangannya bersama para akademisi ITB ke Banyuwangi untuk melakukan pendampingan pada masyarakat Geopark Ijen.
“Kita akan berinteraksi langsung dengan penggiat geowisata di sekitar geopark Ijen. Dan melakukan desiminasi penelitian dengan para siswa siswi di Banyuwangi,” kata Ketua Program Studi Magister dan Doktor bidang studi teknik geologi, Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi, ITB, Selasa (8/8/2023).
Tidak hanya itu, mereka juga akan berinteraksi dengan Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) yang berencana mendirikan Prodi Teknik Biologi di Banyuwangi.
Pria yang akrab disapa Mirzam berharap, pihaknya dapat berdiskusi dengan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas untuk bisa memberikan arahan dan masukan.
“Sehingga nanti ada arahan dan langkah apa yang bisa kita kontribusikan untuk Banyuwangi,” ujarnya.
Alasan puluhan dosen ITB turun gunung ke Banyuwangi, menurut Mirzam, Bumi Blambangan memiliki geologi yang kompleks, sehingga menarik mewakili keilmuan. “Di sini, dalam satu tempat kita bisa mempelajari aspek geologi yang cukup lengkap,” terangnya.
Hasil dari pendampingan dan penelitian yang dilakukan akademisi tersebut, tidak hanya bersifat populer. Melainkan nanti terdapat hasil ilmiah dan semi populer yang berupa buku yang mudah dipahami oleh masyarakat tentang geopark Ijen.
“Selain itu, nanti ada museum mini yang didirikan untuk penelitian geologi Geopark Ijen dan publikasi ilmiah,” ujarnya.
Sementara itu, General Manager Geopark Ijen, Abdillah Baraas berharap, kedatangan akademisi ITB tersebut dapat membawa misi-misi penyebaran edukasi kepada masyarakat tentang geopark Ijen. Menurutnya, jika pengetahuan serta kapasitas warga tentang geopark Ijen luas, akan berdampak pada kelestarian dan geopark Ijen tetap terjaga.
“Jadi tidak hanya berdampak pada keilmuan dan kelestarian geopark Ijen, tapi lebih jauh juga berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar geosite geopark Ijen,” imbuhnya. (*)
Pewarta | : Fazar Dimas Priyatna |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Dari Kandang Dlingo Bantul ke Istana, Sapi Bagong Milik Bayu Dibeli Presiden Prabowo
Kaca Bus Tim Persik Kediri Pecah Dilempar Batu saat Tinggalkan Stadion Kanjuruhan
Ada 43 Jemaah Haji Cadangan di Bondowoso Diharapkan Bisa Berangkat Tahun Ini
Banjir Bandang Menerpa, 119 Penduduk Kongo Afrika Meninggal Dunia
Hasil Pertandingan Piala Soeratin Askab PSSI Banyuwangi, Minggu 11 Mei 2025
Sebanyak Delapan Visa Jemaah Haji Asal Bondowoso Belum Terbit
PLN Mobile Proliga 2025, Samator Kunci Juara Tiga Usai Bekuk Bank Sumsel
Harmoni Budaya, Religi dan Ekonomi dalam Festival Jogokariyan 2025 Kota Yogyakarta
Jalur Seleksi Mandiri UNAIR Tahun Akademik 2025 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Jadwalnya
Laga Arema FC vs Persik: Ditonton 2.850 Aremania, Diamankan 2.113 Personel Gabungan