TIMESINDONESIA, JAKARTA – Gunung Shiveluch di Rusia meletus, Selasa (11/4/2023) pagi tadi, dan memuntahkan awan abu panas 6 mil atau setinggi 10 km ke udara hingga menyebabkan suasana siang menjadi malam.
Gunung berapi Shiveluch yang terletak di Semenanjung Kamchatka timur jauh Rusia itu meletus tepat setelah tengah malam dan memuntahkan abu seluas 41.700 mil persegi.
Selain memuntahkan abu hingga 20 km ke atmosfer, gunung Shiveluch juga memuntahkan lava. Desa-desa di sekitarnya tertutup abu yang sangat tebal.
Aliran lahar yang meleleh di lereng gunung Shiveluch itu telah mengancam letusan selama setahun terakhir, mencairkan salju dan memicu peringatan aliran lumpur di sepanjang jalan raya terdekat.
Desa-desa diselimuti abu abu dari gunung Shiveluch hingga sedalam 3,5 inci, dan terdalam dalam 60 tahun terakhir.
Gunung Shiveluch adalah salah satu gunung berapi paling aktif di dunia dan diperkirakan telah mengalami 60 letusan besar dalam 10.000 tahun terakhir, dimana terakhir erupsi pada tahun 2007.
Gunung Shiveluch ini memiliki dua bagian utama, yang lebih kecil, Young Shiveluch, yang dilaporkan para ilmuwan sangat aktif dalam beberapa bulan terakhir.
Gunung Shiveluch berusia 60.000 hingga 70.000 tahun dan memiliki puncak setinggi 9.186 kaki dan yang menonjol adalah Old Shiveluch tingginya 10.700 kaki.
Desa yang berada di bawah awan abu dari gunung berapi Shiveluch di Semenanjung Kamchatka itu menjadi gelap gulita, dan siapapun tidak bisa melihat apa-apa.
Semenanjung Kamchatka berpenduduk jarang, dengan Program Vulkanisme Global Lembaga Smithsonian memperkirakan bahwa kurang dari 12.000 orang tinggal dalam radius 60 mil dari Shiveluch.
Semenanjung Kamchatka sendiri terletak di jalur udara antara Asia dan Amerika Utara, yang merupakan beberapa wilayah tersibuk di dunia.
"Abu mencapai ketinggian 10 kilometer (6 mil), awan abu bergerak ke arah barat dan ada kejatuhan abu yang sangat kuat di desa-desa terdekat," tegas Direktur Cabang Survei Geofisika Kamchatka, Danila Chebrov.
"Gunung berapi sedang mempersiapkan ini setidaknya selama satu tahun dan prosesnya berlanjut meskipun sekarang sudah sedikit tenang," tambahnya.
Tim Penanggulangan Letusan Gunung Berapi Kamchatka mengeluarkan pemberitahuan merah untuk penerbangan, dan mengatakan "aktivitas yang sedang berlangsung bisa memengaruhi pesawat internasional dan terbang rendah.
"Beberapa sekolah di semenanjung Kamchatka, sekitar 4.225 mil timur Moskow, ditutup dan penduduk diperintahkan untuk tetap tinggal di dalam rumah," kata kepala wilayah kota Ust-Kamchatsky, Oleg Bondarenko dalam postingan Telegram.
"Karena apa yang baru saja saya lihat di sini dengan mata kepala sendiri, tidak mungkin anak-anak pergi ke sekolah, dan secara umum keberadaan anak-anak di sini patut dipertanyakan," katanya.
Semenanjung Kamchatka yang terletak di Samudra Pasifik utara itu memiliki sekitar 160 gunung berapi, tetapi hanya sekitar dua lusin yang aktif.
UNESCO mendaftarkan Gunung Berapi Kamchatka sebagai Situs Warisan Dunia.
Salah satu gunung berapi terbesar dan paling aktif di Kamchatka, gunung Shiveluch diperkirakan memiliki 60 letusan besar dalam 10.000 tahun terakhir, yang terakhir terjadi pada tahun 2007.(*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Widodo Irianto |
Dari Kandang Dlingo Bantul ke Istana, Sapi Bagong Milik Bayu Dibeli Presiden Prabowo
Kaca Bus Tim Persik Kediri Pecah Dilempar Batu saat Tinggalkan Stadion Kanjuruhan
Ada 43 Jemaah Haji Cadangan di Bondowoso Diharapkan Bisa Berangkat Tahun Ini
Banjir Bandang Menerpa, 119 Penduduk Kongo Afrika Meninggal Dunia
Hasil Pertandingan Piala Soeratin Askab PSSI Banyuwangi, Minggu 11 Mei 2025
Sebanyak Delapan Visa Jemaah Haji Asal Bondowoso Belum Terbit
PLN Mobile Proliga 2025, Samator Kunci Juara Tiga Usai Bekuk Bank Sumsel
Harmoni Budaya, Religi dan Ekonomi dalam Festival Jogokariyan 2025 Kota Yogyakarta
Jalur Seleksi Mandiri UNAIR Tahun Akademik 2025 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Jadwalnya
Laga Arema FC vs Persik: Ditonton 2.850 Aremania, Diamankan 2.113 Personel Gabungan