TIMESINDONESIA, MADINAH – Hari Ramah Lansia pada tahun 1444 H/ 2023, bukan hanya kebijakan, apalagi slogan. Haji ramah lansia adalah kebijakan yang menjadi kenyataan, terwujud dalam pelayanan, pengabdian, dan sentuhan kemanusiaan.
Gus Men Yaqut Cholil Qoumas mencetuskan kebijakannya. Para pemegang amanah di Kemenag menerjemahkannya ke dalam berbagai aturan, program dan kegiatan. Lalu, Gus Men yang juga Amirul Hajj, para pejabat dan petugas haji kompak mewujudkannya. Dengan sepenuh cinta dan pengabdian dalam beragam kenyataan di lapangan. Seperti bimbingan dan pedoman manasik haji ramah lansia, pelayanan kesehatan yang memperlakukan lansia seperti orang tua sendiri, pendampingan aktivitas harian mulai ibadah, makan minum, mandi dan ganti baju, dibersihkan kotorannya, dinaikkan kursi roda dan didorong, digendong, hingga dibopong naik turun kendaraan.
Jemaah haji lansia diringankan ibadahnya, diperbanyak istirahatnya, diwakili dan dibadali beberapa manasiknya, diberikan akses khusus dan kesempatan pertama saat memasuki ruang-ruang publik, dan diprioritaskan kembali ke tanah air lebih cepat jika seat pesawat memungkinkan.
Sejak jauh-jauh hari kami menjadi saksi bahwa Kemenag sudah menyiapkan diri untuk haji ramah lansia ini. Mulai menghadirkan fikih taysir (fikih yang memudahkan) melalui serangkaian mudzakarah hingga menjadi buku-buku pedoman ibadah dan manasik haji, infografis, flyer, chat-chat dan lainnya. Lalu rekrutmen dan Bimtek petugas yang seluruhnya diajak untuk berperspektif ramah lansia, di samping ada petugas khusus pelayanan lansia di semua Daker, Sektor, dan Kloter.
Yang membanggakan dan mengharukan, di lapangan, pelayanan lansia dengan sentuhan kasih sayang dilakukan oleh semua, tak hanya petugas yang name tag-nya pelayanan lansia.
Kami sempat bertanya kepada jemaah sepuh di sektor-sektor di Makkah dan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia Makkah. Bagaimana pendapat mereka tentang para petugas?
Semua menjawab -dengan bahasanya masing-masing- yang intinya bagus, baik banget, perhatian, dan lainnya. Sebagian menjawab sambil berurai air mata syukur. Kalaupun ada keluhan merasa sepi karena tidak ada keluarga yang mendampingi, atau kadang petugas tidak bisa selalu datang segera saat diinginkan, itu semata karena ada keterbatasan petugas, baik jumlahnya, waktunya, tenaganya, maupun rasio antara petugas dan jemaah lansia.
Sebagai ilustrasi, jika pada jemaah non lansia satu petugas bisa dengan cepat mengatur 40 orang naik ke suatu bus, pada jemaah lansia satu petugas butuh waktu dan tenaga yang berlipat untuk membantu 10 orang lansia yang naik. Jumlah lansia sekitar 30 persen dari total jemaah haji Indonesia, dengan jumlah petugas yang tidak mengalami peningkatan dari sisi rasio dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Bisa dibayangkan betapa berlipatnya beban petugas haji tahun ini. Bersyukur sekali, pelayanan lansia ini, sekali lagi, secara sadar dan sukarela dilakukan oleh semua petugas, juga jemaah, tidak hanya dilakukan oleh petugas khusus pelayanan lansia.
Haji Ramah Lansia tahun 2023 mulai dari kebijakan hingga pelaksanaannya di lapangan adalah bukti bakti negara kepada orang tua. Haji Ramah Lansia adalah akhlak bangsa yang berkemanusiaan yang beradab. Haji Ramah Lansia juga menunjukkan empati dan penghormatan Menteri Agama yang sekaligus Amirul Hajj Indonesia pada kemanusiaan para lansia, seperti baktinya Gus Men kepada sang ibu. Empati dan penghormatan yang sejatinya perlu ada di semua ruang hidup keluarga, bangsa dan negara. Bahkan terinstitusionalisasi dalam kebijakan negara dan budaya masyarakat.
Gus Men, para pengambil kebijakan Kemenag serta para petugas haji di lapangan tahun ini telah memberi contoh nyata bagaimana negara hadir untuk menghormati, membahagiakan dan memberikan hak-hak lansia melalui penyelenggaraan haji ramah lansia. Jazakumullah ahsanal jaza'.
Haji Ramah Lansia membuktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memberikan penghormatan pada kemanusiaan yang melampaui sekat kekerabatan. Haji ramah lansia menunjukkan akhlak bangsa Indonesia yang berjiwa suka hati melayani dan tolong menolong.
Dalam haji ramah lansia kita menyaksikan dan menjadi bagian dari karakter bangsa Indonesia yang kaya empati dan senang melayani sesama yang menyatu dalam spiritualitas pengabdian kepada Allah melalui pelayanan kepada para tamu-Nya.
Spiritualitas ketuhanan yang terbangun dari khidmah kemanusiaan. Ibadah kepada Allah melalui bakti kepada orang tua. Sungguh, khidmah yang sempurna.
Tak berlebihan jika berulangkali Amirul Hajj Gus Gen memberikan apresiasi tulus yang disampaikan dari hati hingga suaranya terdengar bergetar. Para petugas haji telah melakukan hal-hal yang melampaui kewajibannya untuk para lansia. Semua itu tentu karena dorongan rahmah dan cinta sesama yang berpadu dengan cinta dan harapan akan rahmah dan cinta dari Sang Maha Cinta, Allah SWT.
Beberapa catatan memang penting diperhatikan untuk pelaksanaan haji tahun-tahun mendatang. Seperti soal istithoah yang dikaitkan dengan badal haji. Atau soal pendamping. Banyak hal yang perlu dilakukan dan dikaji karena kecenderungan jemaah haji lansia akan membesar dari tahun ke tahun.
Apapun kebijakan haji tahun mendatang yang dibuat berdasarkan pengalaman dan evaluasi penyelenggaraan haji tahun ini, semuamya tak dapat menganulir fakta bahwa tahun 2023 adalah tahun pertama di mana lansia menjadi tema, subyek dan sekaligus perspektif penyelenggaraan dan pelayanan ibadah haji yang terintegrasikan dalam kebijakan dan tindakan lapangan.
Sejarah haji Indonesia layak mencatat bahwa Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas adalah orang pertama yang menginstitusionalisasikan ramah lansia ke dalam kebijakan dan penyelenggaraan haji Indonesia.
Ke depan, Haji Ramah Lansia kita harapkan menjadi spiritualitas dan komitmen yang terus terjaga dan mewujud dalam kebijakan haji Indonesia, tampak adanya dalam struktur dan SDM penyelenggaranya, hingga menjadi budaya seluruh jemaah hajinya. Dan di tanah air sendiri menjadi akhlak bangsa yang menghormati dan berbakti kepada orang tua dan setiap lansia, sebagai wujud kemabruran kolektif dari haji itu sendiri. Semoga. (*)
Masjid Nabawi, 19 Dzulhijjah 1444 H.
Pewarta | : Bambang H Irwanto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Dari Kandang Dlingo Bantul ke Istana, Sapi Bagong Milik Bayu Dibeli Presiden Prabowo
Kaca Bus Tim Persik Kediri Pecah Dilempar Batu saat Tinggalkan Stadion Kanjuruhan
Ada 43 Jemaah Haji Cadangan di Bondowoso Diharapkan Bisa Berangkat Tahun Ini
Banjir Bandang Menerpa, 119 Penduduk Kongo Afrika Meninggal Dunia
Hasil Pertandingan Piala Soeratin Askab PSSI Banyuwangi, Minggu 11 Mei 2025
Sebanyak Delapan Visa Jemaah Haji Asal Bondowoso Belum Terbit
PLN Mobile Proliga 2025, Samator Kunci Juara Tiga Usai Bekuk Bank Sumsel
Harmoni Budaya, Religi dan Ekonomi dalam Festival Jogokariyan 2025 Kota Yogyakarta
Jalur Seleksi Mandiri UNAIR Tahun Akademik 2025 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Jadwalnya
Laga Arema FC vs Persik: Ditonton 2.850 Aremania, Diamankan 2.113 Personel Gabungan