TIMESINDONESIA, JAKARTA – Saat ketegangan meningkat antara China dan Filipina, Kapal Angkatan AS bersama Kapal Angkakatan Laut Filipina melakukan pelayaran bersama melewati sebagian Laut China Selatan.
China mengklaim bahwa Laut China Selatan adalah miliknya, dan tidak mempedulikan bahwa sebagian itu adalah zona ekonomi eksklusif negara-negara Asia Tenggara termasuk Filipina.
Sejauh ini belum terlihat ada reaksi dari China atas manuver Angkatan Laut AS dan Filipina di Laut China Selatan yang disengketakan China dengan negara-negara ASEAN itu.
Akhir-akhir Filipina "diteror" China dan Manila telah berulang kali mengeluhkan tindakan agresif China di Laut Cina Selatan itu.
Bahkan China sempat menggunakan meriam air yang ditembakkan pada kapal Filipina yang sedang melakukan pengiriman pasokan pada 5 Agustus lalu.
Dilansir Reuters, militer Filipina, Senin (4/9/2023) menyebutkan latihan pelayaran bersama itu dilakukan di Laut China Selatan yang masih berada di Zona Ekonomi Eksklusif Filipina sendiri.
"Ini adalah kali pertama Filipina dan Amerika Serikat melakukan pelayaran bersama di perairan sebelah barat pulau Palawan," kata Komando Barat Angkatan Bersenjata Filipina.
Wujud kerja sama antara AS dan Filipina ini terjadi pada saat ketegangan meningkat antara Filipina dan China yang mengklaim bahwa sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan adalah miliknya.
Fregat berpeluru kendali Angkatan Laut Filipina, BRP Jose Rizal dan kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke Angkatan Laut AS, USS Ralph Johnson berpartisipasi dalam pelayaran bersama tersebut. Kapal-kapal itu berlatih bermanuver di dekat kapal-kapal lain.
"Acara ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi Angkatan Laut Filipina dan Angkatan Laut Indo-Pasifik AS untuk menguji dan menyempurnakan doktrin maritim yang ada," kata Komando Barat dalam sebuah pernyataan.
China telah membangun pulau-pulau buatan manusia yang dimiliterisasi di Laut Cina Selatan dan klaim kedaulatan bersejarahnya tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Indonesia.
Filipina telah memenangkan putusan arbitrase internasional melawan China pada tahun 2016, setelah pengadilan mengatakan klaim kedaulatan China atas sebagian besar Laut Cina Selatan itu tidak memiliki dasar hukum.(*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Imadudin Muhammad |
Dari Kandang Dlingo Bantul ke Istana, Sapi Bagong Milik Bayu Dibeli Presiden Prabowo
Kaca Bus Tim Persik Kediri Pecah Dilempar Batu saat Tinggalkan Stadion Kanjuruhan
Ada 43 Jemaah Haji Cadangan di Bondowoso Diharapkan Bisa Berangkat Tahun Ini
Banjir Bandang Menerpa, 119 Penduduk Kongo Afrika Meninggal Dunia
Hasil Pertandingan Piala Soeratin Askab PSSI Banyuwangi, Minggu 11 Mei 2025
Sebanyak Delapan Visa Jemaah Haji Asal Bondowoso Belum Terbit
PLN Mobile Proliga 2025, Samator Kunci Juara Tiga Usai Bekuk Bank Sumsel
Harmoni Budaya, Religi dan Ekonomi dalam Festival Jogokariyan 2025 Kota Yogyakarta
Jalur Seleksi Mandiri UNAIR Tahun Akademik 2025 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Jadwalnya
Laga Arema FC vs Persik: Ditonton 2.850 Aremania, Diamankan 2.113 Personel Gabungan