TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Komisaris Utama (Komut) PT Kereta Api Indonesia (KAI), Kiai Haji Said Aqil Siradj, mengungkapkan bahwa ancaman radikalisme dan terorisme merupakan masalah global yang datang dari luar negeri dan bukanlah bagian dari karakter bangsa Indonesia.
Dalam pernyataannya kepada wartawan di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (15/8/2023), Said Aqil menegaskan bahwa virus radikalisme dan terorisme telah menyebar di berbagai belahan dunia dan masih menjadi ancaman serius hingga saat ini.
Namun, mantan Ketua Umum PBNU itu menegaskan bahwa karakter bangsa Indonesia tidak mengakar pada ideologi tersebut.
"Ternyata radikalisme, terorisme ada dimana-mana, dan sampai hari ini masih ada. Menjadi ancaman bagi kita semua, yang suhunya itu merupakan asing bagi karakter bangsa kita. Itu jelas virus radikalisme, terorisme datang dari luar, bukan karakter bangsa Indonesia," kata Said Aqil.
Mengenai penangkapan salah seorang oknum pegawai PT KAI oleh Densus 88 Antiteror Polri terkait dengan dugaan keterlibatan jaringan terorisme, Said Aqil menyerahkan proses hukum sepenuhnya kepada pihak kepolisian.
Menurutnya, penanganan terhadap individu-individu yang terlibat dalam kegiatan terorisme harus dilakukan secara tegas sesuai dengan hukum yang berlaku.
Said Aqil juga menegaskan bahwa terorisme adalah musuh agama dan musuh kemanusiaan. Ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersatu melawan radikalisme dan terorisme, menjadikannya sebagai musuh bersama. Menurutnya, ideologi radikalisme dan terorisme bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat dan negara.
Pernyataan Said Aqil juga diperkuat dengan merujuk kepada ayat Al Quran, Surat Al Ahzab ayat 60. Ia menjelaskan, "Dalam Al Quran dikatakan, Walmurjifuuna filmadiinati lanukhriyannakabihim; wahai Muhammad (Nabi Muhammad SAW) orang-orang yang bikin gaduh/ribut di Madinah, usir. Jadi Nabi Muhammad diperintahkan oleh Allah (melalui Al Quran) mengusir orang yang bikin gaduh di Madinah, dan tidak boleh hidup di Madinah."
Sementara itu, Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo, memberikan tanggapan positif terhadap tindakan Densus 88 Antiteror yang berhasil menangkap oknum pegawai PT KAI yang diduga terlibat dalam jaringan terorisme.
Didiek mengungkapkan bahwa PT KAI sepenuhnya mendukung tindakan pihak kepolisian dan akan terus berkoordinasi dalam hal penanganan kasus ini.
Didiek juga menyebutkan bahwa oknum pegawai PT KAI yang ditangkap merupakan juru lansir di Stasiun Jakarta Kota. Ia juga menjelaskan bahwa sejak tahun 2018, PT KAI telah menjalin kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam upaya pencegahan paham radikalisme dan terorisme di seluruh daerah operasi kereta api.
Kerja sama antara PT KAI dan BNPT telah diperpanjang pada September 2021, dengan fokus pada sinergitas dalam pencegahan penyebaran paham radikal terorisme di lingkungan kereta api.(*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Bantu Kesegaran Otak dengan Sumber Nabati Kaya Antioksidan Ini
Film Gowok Drama Panas Karya Hanung Bramantyo, Khusus Dewasa
Jadwal Tayang Film 'The Lord of The Rings: The Hunt for Gollum' Mundur ke Desember 2027
Dari Kandang Dlingo Bantul ke Istana, Sapi Bagong Milik Bayu Dibeli Presiden Prabowo
Kaca Bus Tim Persik Kediri Pecah Dilempar Batu saat Tinggalkan Stadion Kanjuruhan
Ada 43 Jemaah Haji Cadangan di Bondowoso Diharapkan Bisa Berangkat Tahun Ini
Banjir Bandang Menerpa, 119 Penduduk Kongo Afrika Meninggal Dunia
Hasil Pertandingan Piala Soeratin Askab PSSI Banyuwangi, Minggu 11 Mei 2025
Sebanyak Delapan Visa Jemaah Haji Asal Bondowoso Belum Terbit
PLN Mobile Proliga 2025, Samator Kunci Juara Tiga Usai Bekuk Bank Sumsel