TIMESINDONESIA, JAKARTA – PBNU dan PP Muhammadiyah merespon wacana Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy untuk melarang masyarakat pergi haji lebih dari satu kali. Hal itu untuk meminimalisir anterean panjang yang selama ini terjadi.
Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi mengatakan, pihaknya setuju jika haji dibatasi. Sedangkan untuk ibadah umroh tidak perlu dibatasi.
"Saya setuju (haji) dibatasi, misalnya 10 tahun sekali. Kecuali ada tugas pembimbingan atau diperlukan. Memang sebaiknya tidak sering naik haji. Cukup umroh saja, agar memberikan kesempatan kepada yang lain," katanya kepada TIMES Indonesia, Minggu (27/8/2023).
Pria yang bisa disapa Gus Fahrur itu juga menyampaikan, dari pada haji berkali-kali, kepedulian masyarakat kepada fakir miskin, pendidikan dan dakwah, juga punya pahala yang tidak lebih sedikit daripada ibadah yang sunnah ke Tanah Suci Mekkah tersebut.
"Atau lebih bagus jika dipergunakan untuk wakaf dari pada haji plus yang sangat mahal bagi yang sudah berhaji," ujar Gus Fahrur.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti juga turut merespon wacana tersebut. Ia menjelaskan, menurut Islam, kewajiban haji memang hanya sekali bagi yang mampu.
"Dalam beberapa kitab Fikih disebutkan, Nabi Muhammad juga hanya sekali menunaikan ibadah haji. Gagasan Menko PMK perlu menjadi kajian para pengambil kebijakan dan DPR, walaupun dalam realitasnya akan sangat sulit diterapkan," katanya kepada TIMES Indonesia.
Menurutnya, ada beberapa cara untuk meminimalisir antrian panjang yang bisa dilakukan oleh pemerintah. Misalnya, kata Abdul Mu'ti, dilakukan jarak waktu haji bagi mereka yang sudah pernah melaksanakan ibadah tersebut.
"Yang mungkin dilakukan adalah jarak waktu melaksanakan haji yang kedua perlu diperpanjang dari haji yang pertama. Misalnya, haji kedua 15 atau 20 tahun dari haji yang pertama," ujarnya.
Sebelumya, Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan, larangan haji lebih sekali itu relevan dan dirasa memungkinkan untuk memotong lamanya antrean keberangkatan jemaah haji.
Apalagi, jemaah haji lansia pun makin bertambah setiap tahunnya karena antrean yang panjang. “Wacana ini perlu dibahas karena jemaah haji yang semakin menua berimplikasi terhadap kesehatan,” ujar Muhadjir dalam siaran pers belum lama ini. (*)
Pewarta | : Moh Ramli |
Editor | : Deasy Mayasari |
Dari Kandang Dlingo Bantul ke Istana, Sapi Bagong Milik Bayu Dibeli Presiden Prabowo
Kaca Bus Tim Persik Kediri Pecah Dilempar Batu saat Tinggalkan Stadion Kanjuruhan
Ada 43 Jemaah Haji Cadangan di Bondowoso Diharapkan Bisa Berangkat Tahun Ini
Banjir Bandang Menerpa, 119 Penduduk Kongo Afrika Meninggal Dunia
Hasil Pertandingan Piala Soeratin Askab PSSI Banyuwangi, Minggu 11 Mei 2025
Sebanyak Delapan Visa Jemaah Haji Asal Bondowoso Belum Terbit
PLN Mobile Proliga 2025, Samator Kunci Juara Tiga Usai Bekuk Bank Sumsel
Harmoni Budaya, Religi dan Ekonomi dalam Festival Jogokariyan 2025 Kota Yogyakarta
Jalur Seleksi Mandiri UNAIR Tahun Akademik 2025 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Jadwalnya
Laga Arema FC vs Persik: Ditonton 2.850 Aremania, Diamankan 2.113 Personel Gabungan