TIMESINDONESIA, PACITAN – Kebudayaan Pacitan, Jawa Timur memberikan wawasan tentang peradaban prasejarah yang menarik. Masa ini dikenal dengan Zaman Paleolitikum, manusia hidup sebagai nomaden dengan alat perkakas sederhana.
Saat ini, sedikit yang kita tahu tentang zaman Paleolitikum, atau dikenal sebagai zaman Batu Tua. Namun, era ini merupakan bagian penting dalam perjalanan peradaban manusia. Mari kita eksplorasi lebih lanjut.
Zaman Paleolitikum adalah periode sebelum zaman Logam, di mana manusia masih bergantung pada perkakas yang terbuat dari batu kasar yang belum diasah. Ini adalah masa di mana kehidupan manusia sangat berbeda dari masa kini. Zaman Paleolitikum diperkirakan berlangsung sekitar 600 ribu tahun yang lalu.
Artefak zaman batu hasil kebudayaan Pacitan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Selama zaman Paleolitikum, manusia hidup dengan cara yang sangat berbeda. Beberapa ciri khasnya termasuk:
Manusia Paleolitikum mengandalkan mengumpulkan makanan dari alam, seperti berburu binatang di hutan, menangkap ikan di sungai, dan mencari makanan hasil alam.
Mereka hidup secara nomaden, berpindah-pindah dari tempat ke tempat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Konsep bercocok tanam seperti yang kita kenal saat ini belum ada dalam zaman Paleolitikum.
Lapies, batuan penyusun tempat tinggal manusia prasejarah Pacitan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Di Indonesia, bukti keberadaan zaman Paleolitikum dapat ditemukan melalui penemuan benda-benda peninggalan, salah satunya Kabupaten Pacitan. Hal ini memberikan nama kebudayaan Pacitan.
Kebudayaan Pacitan memberikan wawasan yang menakjubkan tentang masa lalu prasejarah Indonesia. Salah satu penemuan paling menarik adalah kapak genggam (Chopper), yang bentuknya menyerupai kapak tetapi tidak memiliki tangkai. Kapak genggam ini pertama kali ditemukan pada tahun 1935 oleh Von Koenigswald.
Selain kapak genggam, para arkeolog juga menemukan alat-alat kecil yang disebut serpih. Berbagai alat ini diyakini digunakan oleh berbagai jenis manusia purba, termasuk Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Robustus, Meganthropus Palaeojavanicus, Homo Soloensis, dan Homo Wajakensis.
Penemuan-penemuan ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan dan perkembangan manusia selama zaman Paleolitikum.
Oleh sebab itu, zaman Paleolitikum sejatinya merupakan bagian penting dalam perjalanan peradaban manusia. Melalui penelitian arkeologi yang terus berkembang, penemuan kebudayaan Pacitan di Indonesia telah memberikan kita wawasan yang berharga tentang kehidupan dan perkembangan manusia pada masa prasejarah. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Imadudin Muhammad |
PLN Mobile Proliga 2025, Samator Kunci Juara Tiga Usai Bekuk Bank Sumsel
Harmoni Budaya, Religi dan Ekonomi dalam Festival Jogokariyan 2025 Kota Yogyakarta
Jalur Seleksi Mandiri UNAIR Tahun Akademik 2025 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Jadwalnya
Laga Arema FC vs Persik: Ditonton 2.850 Aremania, Diamankan 2.113 Personel Gabungan
Lewat Talent DNA, Khofifah Dorong Kader Muslimat NU Jadi Motor Organisasi Adaptif
Seminar Pekikan Sastra 2025, Fakultas Sastra UM Angkat Isu Kesetaraan Gender
Festival Perak Kotagede 2025 di Kota Yogyakarta, Kolaborasi Apik Tradisi dan Inovasi
Bethesda Heritage Fun Run 2025, Ribuan Peserta Lari Sambil Napak Tilas Sejarah Yogyakarta
Kunjungi Pendidikan Karakter Panca Waluya, Kak Seto Pastikan Hak Anak Tetap Terlindungi
Bungkam Arema FC, Persik Kediri Akhiri Puasa Kemenangan Sekaligus Jaga Rekor Positif