
TIMESINDONESIA, MALANG – Narapidana terorisme pelaku bomber bom Bali I tahun 2002, Ali Imron mengatakan, jihad adalah perang bukan membantai dan mengebom.
"Jihad itu di medan perang. Saya menolak jihad dengan cara yang salah seperti mengembom dan membantai," ujar Ali Imran, Senin, (25/4/2016).
Advertisement
BACA JUGA: Menwa Deklarasikan Tolak Terorisme
Hal itu dikatakannya saat menjadi pembicara dalam seminar anti terorisme yang diselenggarakan Resimen Mahasiswa Mahasurya Jawa Timur.
"Jihad yang seharusnya di medan perang, diotak-atik jadi seperti ini,"katanya.
Ia katakan, hingga saat ini Ia akan terus berjihad namun ke jalan yang damai dan bukan dengan cara membunuh.
Dalam tragedi bom Bali I tahun 2002 lalu, adik dari terpidana mati kasus terorisme Amrozi ini mengaku sudah sempat beberapakali menolak aksi pengeboman yang dilakukan oleh Muklas.
"Saya sempat bertentangan dengan Muklas. Saya katakan jika caranya itu salah, tapi tidak digubris," aku Ali yang dalam kasus ini divonis penjara seumur hidup.
Sementara itu, Jumu Tuani, mantan Panglima Laskar Mujahidin Ambon mengatakan hal serupa, jika jihad yang dilakukan saat ini salah kaprah, terlebih apa yang sudah dilakukan oleh negara islam, ISIS.
"Islam tidak mengajarkan kekerasan, apa yang dilakukan ISIS itu adalah ajaran setan," tegas Jumu.
Baik Ali Imran dan Jumu Tuani mengaku jika mereka sudah beberapakali mendapatkam ancaman dari kelompok teroris karena dinilai berkhianat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Sukmana |