Cek Fakta Fakta atau Hoaks

[CEK FAKTA] Data Penerima Vaksin Covid-19 Meninggal Dunia

Selasa, 09 Maret 2021 - 18:08 | 181.78k
Unggahan informasi tentang data penerima vaksin meninggal dunia tersebar di Facebook. (Tangkapan layar TIMES Indonesia)
Unggahan informasi tentang data penerima vaksin meninggal dunia tersebar di Facebook. (Tangkapan layar TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Informasi tentang data penerima vaksin meninggal dunia tersebar melalui media sosial, Facebook (FB). Informasi tersebut diunggah oleh akun FB Welly Bullock, pada 25 Februari 2021. 

Berikut isi pesan yang beredar di Facebook, yang disertai dengan dua tangkapan layar media.

Advertisement

Begitu banyak data orang meningal akibat vaksin covid yg aku temukan...

Sampe sampe aku cape baca nya satu persatu..

Dan cape juga buat posting di sosial media buat buktiin kalo vakin covid punya efek samping yang berbahaya

cek fakta Penerima Vaksin Covid 2cek fakta Penerima Vaksin Covid 3cek fakta Penerima Vaksin Covid 4cek fakta Penerima Vaksin Covid 5Sumber: Tangkapan layar Facebook

CEK FAKTA

Hasil penelusuran TIMES Indonesia informasi terkait data penerima vaksin meninggal dunia merupakan informasi hoaks. Sebab, informasi yang dicantumkan dalam akun Facebook tersebut bukan fakta yang sebenarnya. Tidak ada bukti yang mendukung informasi itu.

Menurut penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia melalui mesin pencari, tidak ada laporan resmi terkait kasus meninggal dunia pasca vaksin Covid-19.

Merujuk data dari CNBC, sebuah komite ahli yang memantau efek samping vaksinasi di Hong Kong memberikan laporan awal soal kasus meninggal setelah menerima vaksin Sinovac. Para ahli menyebutkan tidak ada hubungan antara vaksin Sinovac serta kasus pasien lain yang meninggal sebelumnya. 

Itu termasuk juga pada dua pasien yang saat ini dirawat intensif, dari total 18 kasus penerima vaksin Sinovac dilarikan ke RS selama seminggu terakhir di Hong Kong. Namun, ahli tetap akan melakukan penelitian lanjutan. Mereka tengah meneliti laporan otopsi secara terperinci.

Kasus meninggal terbaru terjadi setelah dua minggu kasus meninggal pertama. Ini terjadi ke seorang lansia pria, yang tak memiliki penyakit kronis, tetapi wafat beberapa hari setelah menerima suntikan.

cek fakta Penerima Vaksin Covid 6Sumber: 2 Meninggal Setelah Divaksin Sinovac, Ini Hasil Kajian Ahli | CNBC Indonesia

Kemudian Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, juga melukan penelusuran terhadap tangkapan layar dari artikel CBS terkait kematian Karen Hudson-Samuels yang meninggal setelah satu hari menerima vaksin COVID-19.

Pada artikel tersebut tertulis Cliff Samuels, suami Karen Hudson-Samuels menyebutkan penyebab resmi kematiannya masih belum diketahui.

“Kami menduga itu mungkin hanya stroke tetapi karena efek samping normal dari vaksin itu mungkin telah menutupi hal itu. Mudah-mudahan kita segera tahu dari laporan otopsi,”kata Samuels.

cek fakta Penerima Vaksin Covid 7Sumber: Former Detroit TV Anchor Karen Hudson-Samuels Dies One Day After Taking COVID Vaccine | CBS DETROIT

Penelusuran tim Cek Fakta juga melakukan penelusuran lebih lanjut. Hasilnya, pejabat kesehatan mengatakan tidak ada bukti bahwa vaksinasi Covid menyebabkan kematian terisolasi yang terjadi secara nasional setelah jutaan orang Amerika menerima suntikan. Sebaliknya, kondisi kesehatan yang mendasari paling mungkin disalahkan, menurut dokter dan ahli vaksin.

Setelah otopsi, penyebab kematiannya "terlihat seperti stroke," kata suami Hudson-Samuels.

cek fakta Penerima Vaksin Covid 8Sumber: Karen Hudson-Samuels remembered as Black TV news pioneer and Detroit history promoter | Detroit Free Press

Kemudian, tim Cek Fakta TIMES Indonesia juga melakukan penelusuran terhadap pemberitaan dari Fajar yang berjudul 'Sempat Divaksin Dua Kali, Direktur STIK Tamalatea Meninggal Dunia'. Pemberitaan tersebut menyebutkan bahwa Eha Soemantri sempat terinfeksi Covid-19. Sehingga dibawa ke Rumah Sakit. Eha Soemantri juga telah menerima vaksinasi dua kali. Ia menjadi penerima vaksin pertama bersama jajaran Forkopimda Sulsel pada Kamis, (14/2/2021) lalu.terkait 

cek fakta Penerima Vaksin Covid 9Sumber: Sempat Divaksin Dua Kali, Direktur STIK Tamalatea Meninggal Dunia | Fajar.co.id

Namun, Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Mansyur Arif dalam keterangan persnya menjelaskan, Rabu (24/2/2021) menegaskan bahwa Eha Soemantri meninggal dunia bukan disebabkan vaksinasi Covid-19.

Mansyur menjelaskan, Eha Soemantri mendapat vaksinasi pertama kali 14 Januari 2021. Dia kemudian melakukan perjalanan ke luar kota Makassar yakni ke Kota Mamuju, Sulawesi Barat lima hari sebelum vaksinasi kedua dilakukan pada tanggal 22 hingga 24 Januari 2021. 

“ES (Eha Soemantri) lalu menderita sesak nafas, batuk dan demam selama tiga hari pasca vaksinasi kedua yakni pada tanggal 1 Februari 2021. ES kemudian terkonfirmasi Covid-19 pada 5 Februari 2021 berdasarkan rapid tes antigen dan swab PCR. Selanjutnya dilakukan tracing terhadap klaster keluarga, bahwa suami dan anak juga terkonfirmasi positif Covid-19,” ujarnya.  

cek fakta Penerima Vaksin Covid 10Sumber: Sempat Dua Kali Divaksin Covid-19, Direktur STIK Tamalatea Makassar Meninggal, Ini Penjelasan RS | Kompas

Penelusuran terhadap klaim yang dilakukan oleh akun FB Welly Bullock juga telah dilakukan oleh Liputan6.com. Hasilnya mengarah pada informasi hoaks. Dalam kesimpulannya, Liputan 6 menyebut vaksin covid-19 dipastikan aman dan tidak menyebabkan kematian. 

cek fakta Penerima Vaksin Covid 12 cek fakta Penerima Vaksin Covid 11Link: Cek Fakta: Hoaks Banyak Data Orang Meninggal Dunia Akibat Vaksin Covid-19 | Liputan6

KESIMPULAN

Menurut hasil penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, informasi mengenai imbauan  data penerima vaksin meninggal dunia, merupakan informasi yang salah. Karena informasi ini tidak mencantumkan sumber resmi, dan belum ada data resmi ataupun riset terkait informasi tersebut.

Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, informasi tentang data penerima vaksin meninggal dunia dalam kategori Missleading Content (Konten Menyesatkan). Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.

----

Cek Fakta TIMES Indonesia

TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

Fakta atau hoaks?
Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES