[CEK FAKTA] Warga India Buang Patung Dewa ke Sungai karena Wabah Corona
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Video tentang warga India buang patung dewa ke sungai beredar di media sosial, WhatsApp. Informasi tersebut tersebar secara berantai di tengah tingginya kasus Covid-19 yang terjadi di India.
Video tersebut menampilkan sejumlah orang membuang patung Hindu ke sungai dengan keterangan yang menyertai video itu.
Advertisement
Berikut narasi yang menyertai video tersebut:
GEGER!!
Warga India buang Patung Dewa ke Sungai Di tengah Wabah Corona
Sumber: Tangkapan layar WhatsApp (LIHAT VIDEO)
CEK FAKTA
Hasil penelusuran TIMES Indonesia, informasi warga India buang patung dewa ke sungai, tidak benar. Tidak ada informasi atau keterangan resmi yang menyebutkan bahwa warga India membuang patung dewa ke sungai karena wabah Corona.
Menurut penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia di mesin pencari, warganet yang membuat viral video tersebut adalah akun Facebook Hvkprasad Prasad. Ia mengunggah video tersebut sejak 2015 tepatnya pada 24 September 2015. Dalam unggahannya, ia menyampaikan kejadian tersebut terjadi di Jalan Raya Nasional 44 dekat sungai Krishna di negara bagian Telangana, India selatan.
Sumber: Tangkapan layar Facebook
Menurut informasi dari situs DNA India, (28/9/2015), video yang terekam tersebut merupakan merupakan visarjan. Visarjan adalah tradisi perendaman Ganesha di badan air.
Unggahan Hvkprasad Prasad pada 2015 lalu itu menjadi viral karena tradisi tersebut dikritik oleh sejumlah pecinta lingkungan. Hal ini karena patung sering dibuat dari Plaster of Paris (PoP) dan serat yang bersifat toksik tidak hanya bagi flora dan fauna akuatik, tetapi juga bagi manusia.
Sumber: Watch: Video shows huge Ganesh idols being tossed into a river | DNA India
Informasi dari Reuters juga menyampaikan peristiwa ini dengan judul “Toxic” Indian Festivals Poison Waterways. Ulasan yang terbit pada 18 Agustus 2008 itu menyebutkan, bahan kimia dari patung-patung yang terbenam di sungai dan danau di seluruh India tersebut mengakibatkan pencemaran. Yakni dapat membunuh ikan dan mencemari tanaman pangan lainnya.
Patung yang dicat dan dihias itu disembah terlebih dahulu sebelum prosesi massal ke sungai, danau, dan laut, tempat mereka dibenamkan. Pemerhati lingkungan Shyam Asolekar mengatakan, patung-patung itu sering dibuat dari bahan yang tidak dapat diurai secara alamiah. Contohnya, plastik, semen, dan plester paris. Patung-patung tersebut kemudian dicat dengan pewarna beracun.
Sumber: "Toxic" Indian festivals poison waterways | REUTERS
Menurut informasi dari India.com, Ganapati Visarjan atau Ganesh Chaturthi merupakan hari raya umat Hindu untuk memperingati kelahiran Dewa Ganesha. Ganesh Chaturthi pertama kali dirayakan oleh Chhatrapati Shivaji Maharaja, pendiri Kekaisaran Maratha di India. Pejuang kemerdekaan Lokmanya Tilak kemudian memodifikasi tradisi ini dalam bentuk festival selama 10 hari. Biasanya, perayaan ini digelar pada pertengahan Agustus atau September.
Selain itu, jaringan Tim Cek Fakta TIMES Indonesia juga telah melakukan penelusuran terhadap informasi tersebut. Tempo, Kompas, dan Merdeka, telah menyatakan bahwa informasi yang tersebar ini merupakan informasi hoaks.
Sumber:
[HOAKS] Patung Dewa di India Dibuang karena Wabah Virus Corona | Kompas
CEK FAKTA: Hoaks Warga India Buang Patung Dewa ke Sungai di Tengah Wabah Corona | Merdeka
KESIMPULAN
Berdasar hasil penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, informasi mengenai warga India buang patung dewa ke sungai, merupakan informasi yang salah.
Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, informasi warga India buang patung dewa ke sungaitermasuk dalam kategori False context (konteks keliru).
False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.
----
Cek Fakta TIMES Indonesia
TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerjasama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |