[CEK FAKTA] Vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna Berafiliasi dengan Bluetooth, Benarkah?

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Informasi mengenai vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna berafiliasi dengan bluetooth dibagikan di media sosial Twitter oleh akun @laksmanaspy pada 28 Juli 2021.
Dalam cuitannya, akun @laksmanaspy juga menyebut vaksin dan bluetooth support terhadap jaringan 5G. Akun tersebut juga mengunggah video yang bersumber dari akun Tiktok @al_janabi, menyertai cuitannya.
Advertisement
Berikut cuitan akun Twitter @laksmanaspy:
VAKSIN DAN BLUETOOTH SUPPORT 5G !!
Vaksin yang berafiliasi dengan bluetooth adalah ASTRAZENECA, PFIZER, MODERNA kecuali SINOVAC
https://cnnindonesia.com/teknologi/20210615070650-213-654343/daftar-wilayah-yang-dapat-5g-telkomsel-dan-indosat
https://twitter.com/burungbiru00/status/1416018653959446535?s=21
VIRALKAN!!!
#Pakdemudikaja Momota #Tenggelamkandemokrat2024 Rahmat Erwin Abdulllah Jonathan Christie
Sumber: Tangkapan layar Twitter
Benarkah informasi tersebut?
CEK FAKTA
Stidaknya ada dua klaim yang terdapat dalam cuitan akun @laksmanaspy. Klaim pertama, vaksin dan bluetooth support 5G. Klaim kedua yakni vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna berafiliasi dengan bluetooth, kecuali Sinovac.
Kami menelusuri kebenaran klaim-klaim tersebut dengan menggunakan mesin pencari Google sebagai alat bantu. Kami menemukan bahwa klaim tersebut tidak benar.
Berdasarkan artikel politifact.com, klaim tersebut tidak benar. Bahan yang digunakan pada vaksin Astrazeneca sendiri dapat dilihat pada website Vaccine Knowledge Project dari Oxford University dan tidak terdapat bahan apapun yang dapat menimbulkan sinyal Bluetooth ataupun 5G berupa chip. Pelacak pada vaksin bukanlah di dalam vaksin itu sendiri melainkan pada kotak pengiriman vaksin untuk mencegah pencurian.
Dr. Paul Offit dari vaksinologi University of Pennsylvania menjelaskan bahwa mikrochip pada vaksin tidak memungkinkan karena pada umumnya mikrochip berukuran sekitar 0,5 inci sehingga tidak akan bisa melewati jarum suntik. Perangkat dengan koneksi Bluetooth sendiri juga dapat dimodifikasi namanya oleh pemilik perangkat sehingga video tersebut tidak memiliki bukti yang kuat dan klaim yang tidak berdasar.
Sumber: The AstraZeneca COVID-19 vaccine contains a Bluetooth microchip. | PolitiFact
Pemeriksaan atas klaim tersebut juga telah dilakukan afp.com, dalam artikelnya berjudul "False ‘magnetic’ claims circulate online about AstraZeneca vaccine". Ditegaskan oleh ahli kesehatan, Vaksin Covid-19 tidak dapat mengubah DNA.
"Vaksin tidak mengandung 'alat khusus' yang diperlukan untuk 'menyalin' atau 'mengedit' DNA," demikian ditulis dalam artikel yang dimuat di afp.com.
Sumber: False ‘magnetic’ claims circulate online about AstraZeneca vaccine | Fact Check AFP
Pemeriksaan atas klaim serupa juga dilakukan Reuters yang dimuat dalam artikel berjudul "Fact Check-COVID-19 vaccines are not a ploy to connect people to 5G". Ditegaskan dalam artikel ini, Virus SARS-CoV-2 memang ada, dan vaksin bukanlah cara untuk menghubungkan orang ke jaringan 5G. Vaksin COVID-19 tidak dapat menghubungkan orang ke internet.
Sumber: Fact Check-COVID-19 vaccines are not a ploy to connect people to 5G | REUTERS
Sementara, informasi mengenai vaksin Covid-19 baik Aztrazeneca maupun Pfizer, termasuk bahan pembuatan vaksin, keamanan dan efek samping vaksin dapat disimak di laman University of Oxford, Inggris.
Sumber: COVID-19 vaccines | Knowledge
KESIMPULAN
Menurut Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna berafiliasi dengan bluetooth, serta support jaringan 5G, salah. Vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna tidak mengandung chip bluetooth yang support jaringan 5G.
Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, klaim tersebut termasuk dalam kategori Misleading content (konten menyesatkan).
Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.
----
Cek Fakta TIMES Indonesia
TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |