[CEK FAKTA] Salah, Video Pria Berkaos PDI Perjuangan Berteriak "Aku Butuh PKI"
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beredar video yang memperlihatkan seorang pria bersama sejumlah orang lainnya, mengenakan kaos PDI Perjuangan yang disertai dengan narasi "Aku Butuh PKI". Video tersebut beredar di media sosial, salah satunya Twitter.
Akun Twitter @GnwnMulyadi mengunggah video tersebut. Dalam video berdurasi 21 detik itu terlihat seorang pria sedang berorasi dan menyebut dirinya PDI Perjuangan dan diklaim mengucapkan "aku butuh PKI". Terdapat tulisan "AKU BUTUH PKI" dalam video yang diunggah akun @GnwnMulyadi pada 19 Agustus 2021.
Advertisement
Sumber: Twitter (https://twitter.com/GnwnMulyadi/status/1428237185010962438)
CEK FAKTA
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta, klaim pria berkaos PDI Perjuangan mengatakan "Aku butuh PKI" adalah tidak benar.
Hasil penelusuran kami, pria dalam video tersebut bukan meneriakkan “Aku butuh PKI” melainkan “Aku dudu PKI.” Hal tersebut diketahui dari video yang terdapat di kanal YouTube Dedy Triana berjudul “AKU PDI PERJUANGAN, AKU DUDU PKI”. Video tersebut dipublikasikan pada 27 Juni 2020.
Kata "dudu" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "bukan". Jadi, kata yang diucapkan "Aku dudu PKI" berarti "Aku bukan PKI".
Sumber: AKU PDI PERJUANGAN, AKU DUDU PKI | YouTube
Video dengan klaim serupa pernah beredar sebelumnya. Seperti bisa dibaca pada artikel medcom.id yang tayang pada 7 Juni 2021 ([Cek Fakta] Video Sejumlah Orang Berbaju PDIP Mengaku Butuh PKI? Ini Faktanya | Medcom) dan liputan6.com yang tayang pada 8 Juni 2021. (Cek Fakta: Tidak Benar Seorang Pemuda Berseragam PDIP Teriak "Aku Butuh PKI" | Liputan6).
KESIMPULAN
Menurut hasil penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, video pria berkaos logo PDI Perjuangan dengan klaim mengucapkan "Aku butuh PKI" salah. Pria tersebut mengatakan "Aku dudu PKI" yang artinya "aku bukan PKI".
Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, informasi tersebut termasuk dalam kategori Misleading content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.
----
Cek Fakta TIMES Indonesia
TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |