[CEK FAKTA] Beredar Foto Kemasan Vaksin Sinovac "Only for Clinical Trial"
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beredar foto di media sosial kemasan vaksin Sinovac dengan tulisan "only for clinical trial". Foto tersebut diunggah oleh akun Twitter @cebonginsaf3 pada 25 Oktober 2021.
Foto tersebut diunggah disertai dengan cuitan berikut:
"Only for clinical trial"
Apa seperti ini gambarannya.?
Advertisement
#StopPaksaVaksin
Foto dan cuitan dari akun @cebonginsaf3 itu merupakan balasan dari cuitan akun Twitter @LtdAkbar. Sebelumnya, akun @LtdAkbar mencuitkan pendapatnya perihal penggunaan vaksin yang masih dalam tahap uji klinis (clinical trial).
Berikut cuitan pengguna akun Twitter @LtdAkbar
Kl masih Clinical Trial, orang yg diuji harus dikasih tau segala hal ttg bahan uji (konsekwensinya). Dijelaskan kemungkinan2nya.
Jangan promo produk spy org mau jd bahan percobaan tp kl ditanya hal yg ditimbulkan,jwb:
Lihat aja di laman FDA.
Nyawa anak orang itu bro!
Sumber: Twitter (https://twitter.com/cebonginsaf3/status/1452441571698241540)
"Only for clinical trial"
— Mohammad Rafattarsya (@cebonginsaf3) October 25, 2021
Apa seperti ini gambarannya.?#StopPaksaVaksin pic.twitter.com/0aSnx2UFZu
CEK FAKTA
Tim Cek Fakta TIMES Indonesia melakukan penelusuran atas foto tersebut dengan menggunakan alat bantu reverse image. Kami menemukan foto dalam cuitan tersebut beredar di sejumlah artikel. Salah satunya dimuat di washingtonpost.com dalam artikel opini berjudul "FDA commissioner: No matter what, only a safe, effective vaccine will get our approval" yang terbit pada 5 Agustus 2020.
Disebutkan dalam keterangan foto, nama fotografernya adalah Eraldo Peres dari The Associated Press (AP). Foto tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
Dr. Gustavo Romero, of University Hospital of Brasilia’s Nucleus of Tropical Medicine, presents to the press China’s Sinovac Biotech experimental vaccine for the new coronavirus before it is administered to volunteers in Brasilia, Brazil, on Wednesday.
Terjemahan:
Dr. Gustavo Romero, dari University Hospital of Brasilia’s Nucleus of Tropical Medicine, mempresentasikan kepada pers vaksin eksperimental Sinovac Biotech China untuk virus corona baru sebelum diberikan kepada sukarelawan di Brasilia, Brasil, pada hari Rabu.
Foto yang sama juga digunakan pada artikel yang tayang di voanews.com pada 11 Agustsu 2020, dengan keterangan foto berikut:
Dr. Gustavo Romero, of University Hospital of Brasilia’s Nucleus of Tropical Medicine, presents to the press China’s Sinovac Biotech vaccine for the new coronavirus before it is administered, Aug. 5, 2020.
Sumber: US Makes Deal with Biotech Company for 100 Million Doses of Potential COVID-19 Vaccine | VOA
Foto serupa juga dimuat di cbc.ca, dalam artikel berjudul "Sinovac says its coronavirus vaccine candidate appears safe for elderly in early trials" yang tayang pada 7 September 2020.
Sumber: Sinovac says its coronavirus vaccine candidate appears safe for elderly in early trials | CBC
Mengutip turnabckhoax.id, jaringan tim cek fakta TIMES Indonesia, disebutkan dalam artikel yang dimuat cbc.ca tersebut, CoronaVac yang merupakan kandidat vaksin dari Sinovac pada saat itu sedang diuji di Brasil dan Indonesia dalam uji coba manusia tahap akhir untuk mengevaluasi apalah vaksin tersebut efektif dan cukup aman untuk mendapatkan persetujuan agar dapat digunakan secara massal.
Vaksin tersebut telah diberikan kepada puluhan ribu orang, termasuk sekitar 90 persen dari karyawan Sinovac beserta keluarganya. Artinya, vaksin dengan kemasan bertuliskan “Only for clinical trial” belum berikan kepada masyarakat luas karena masih dalam masa uji coba.
Sumber: [SALAH] Foto Kemasan Vaksin Sinovac “Only for clinical trial” | Turnbackhoax
KESIMPULAN
Menurut hasil penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, foto yang diunggah akun @cebonginsaf3 tersebut adalah kemasan vaksin yang masih dalam tahap uji coba sebelum diberikan kepada sukarelawan di Brasil. Jadi, bukan vaksin untuk masyarakat umum seperti yang digunakan pada saat ini.
Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, informasi tersebut termasuk dalam kategori misleading content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.
----
Cek Fakta TIMES Indonesia
TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |