CEK FAKTA: Sering Konsumsi Petai dan Jengkol Sebabkan Stroke

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beredar video dengan narasi bahwa sering mengonsumsi petai dan jengkol menyebabkan stroke. Video dengan narasi tersebut beredar di media sosial Facebook, dibagikan oleh akun Dinasary Sifha pada 17 September 2021.
Dalam video berdurasi 2 menit 43 detik itu, terlihat seorang perempuan dalam kondisi lemas dibopong oleh dua orang, laki dan perempuan. Adapun narasi dalam video itu:
Advertisement
Akibat pete dan jengkol di konsumsi ini jadinya stroke usia 24 tahun..
Terjadi pada wanita muda mengalami stroke..
Akun Dinasar Siftha juga menyertakan narasi dalam postingannya sebagai berikut:
Ini akibat yg sering konsumsi jengkol dan pete
Sumber: Facebook (https://www.facebook.com/100009596580872/posts/2936371276692730/)
CEK FAKTA
Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia, video dengan narasi bahwa sering mengonsumsi petai dan jengkol menyebabkan stroke, keliru. Kami menelusuri dengan menggunakan mesin pencari Google, dan menemukan fakta perempuan dalam video tersebut mengalami gangguan saraf wajah bernama bell’s palsy.
Video dengan narasi yang dibagikan oleh akun Dinasary Sifha merupakan hoaks yang kembali beredar. Mengutip turnbackhoax.id, jaringan Cek Fakta TIMES Indonesia, video dengan narasi serupa sudah beredar sejak bulan Mei.
Diketahui, peristiwa yang dialami oleh wanita muda di dalam video tersebut bukan gejala stroke, tapi lebih mengarah pada gangguan saraf wajah atau bell’s palsy yang disebabkan oleh kerusakan bagian saraf kranial ketujuh.
Mengutip dari kompas.com, dokter spesialis saraf RSUP Dr Sarjito Sleman, dr. Paryono, Sp.S(K) mengatakan, tidak adanya hubungan antara konsumsi petai dan jengkol dengan stroke. Menurut dia, klaim tersebut masih perlu dibuktikan.
Ia mengatakan bahwa jengkol dan petai tidak termasuk dalam faktor risiko stroke.
"Yang jelas faktor risiko stroke tidak ada jengkol dan petai, tapi hipertensi, merokok, gula, asam urat," kata Paryono saat dikonfirmasi kompas.com, Kamis (28/10/2021).
Petai, kata Paryono, bisa meningkatkan risiko asam urat. Ia menjelaskan, sebagaimana banyak laporan studi bahwa kandungan petai bisa meningkatkan urin, dan meningkatkan asam urat.
Sumber: [HOAKS] Jengkol dan Petai Sebabkan Stroke | Kompas
Kami juga menemukan artikel yang dimuat di alodokter.com, penjelasan dari dr Nadia Nurotul Fuadah atas pertanyaan serupa, apakah jengkol membuat stroke. dr Nadia mengatakan, belum diketahui keterkaitan langsung antara konsumsi jengkol dengan stroke.
Sumber: Apakah makan jengkol dapat mengakibatkan stroke? | Alodokter
Terkait dengan stroke, kami mengutip dari halodoc.com, terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko stroke, sebagai berikut:
Faktor kesehatan, yang meliputi:
Hipertensi.
Diabetes.
Kolesterol tinggi.
Obesitas.
Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, atau aritmia.
Sleep apnea.
Pernah mengalami TIA atau serangan jantung sebelumnya.
Faktor gaya hidup, yang meliputi:
Merokok.
Kurang olahraga atau aktivitas fisik.
Konsumsi obat-obatan terlarang.
Kecanduan alkohol.
Faktor Lainnya, meliputi:
Faktor keturunan. Orang yang memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami stroke, berisiko tinggi mengalami penyakit yang sama juga.
Dengan bertambahnya usia, seseorang memiliki risiko stroke lebih tinggi dibandingkan orang yang lebih muda.
Sementara itu, bell's palsy adalah kelumpuhan pada otot wajah yang menyebabkan salah satu sisi wajah tampak melorot. Kondisi ini dapat muncul secara tiba-tiba, namun biasanya tidak bersifat permanen.
Banyak orang menganggap Bell’s palsy sebagai stroke karena gejalanya serupa, yaitu kelumpuhan. Padahal, kedua penyakit tersebut sebenarnya berbeda. Gejala Bell’s palsy hanya terbatas pada otot wajah dan sebagian besar penderita dapat pulih sepenuhnya dalam waktu 6 bulan.
Gejala Bell’s Palsy adalah kelumpuhan pada salah satu sisi wajah. Kelumpuhan tersebut ditunjukkan dengan perubahan bentuk wajah sehingga penderita sulit tersenyum dengan simetris atau menutup mata di sisi yang lumpuh.
Sumber: Pengertian Bell's Palsy | Alodokter
Mengutip kompas.com yang melansir Piedmont Healthcare, stroke disebabkan penyumbatan pembuluh darah atau pecah pembuluh darah di otak. Sedangkan penyebab bell’s palsy berasal dari kerusakan saraf wajah, tepatnya bagian saraf kranial ketujuh.
Kerusakan saraf ini menyebabkan peradangan yang memengaruhi saraf yang mengendalikan wajah.
Sumber: Perbedaan Gejala Bell’s Palsy dan Stroke yang Sekilas Mirip | Kompas
KESIMPULAN
Menurut hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia, video dengan klaim sering mengonsumsi petai dan jengkol menyebabkan stroke, keliru. Perempuan dalam video mengalami gangguan saraf wajah atau bell’s palsy. Selain itu, tidak ada hubungan antara mengonsumsi petai dan jengkol dengan stroke.
Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, informasi tersebut masuk dalam kategori Informasi ini jenis hoaks false context (konteks keliru). False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.
Cek Fakta TIMES Indonesia
TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |