CEK FAKTA: Fenomena Aphelion Sebabkan Suhu Dingin
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beredar informasi tentang fenomena Aphelion yang akan dialami mulai besok hingga bulan Agustus. Informasi tersebut beredar melalui pesan berantai (Whatsapp Group).
Disebutkan dalam pesan tersebut, fenomena Aphelion terjadi karena bumi berada sangat jauh dari matahari. Hal tersebut menyebabkan suhu dingin dari biasanya.
Advertisement
Dalam pesan tersebut, tertulis pesan agar sampai dampak dari fenomena aphelion ini sebagai dalih untuk corona fase berikutnya. Pesan tersebut juga menyertakan link artikel tentang fenomena Aphelion.
Berikut narasi lengkapnya:
Mulai besok jam 05.27 kita akan mengalami FENOMENA APHELION,
dimana letak Bumi akan sangat jauh dari Matahari.
Kita tidak bisa melihat fenomena tsb, tp kita bisa merasakan dampaknya.
Ini akan berlangsung sampai bulan Agustus.
Kita akan mengalami cuaca yg dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya,
yang akan berdampak meriang flu, batuk sesak nafas dll.
Oleh karena itu mari kita semua tingkatkan imun dengan banyak2 meminum Vitamin atau Suplemen agar imun kita kuat.
Semoga kita semua selalu ada dalam lindungan_NYA.
Aamiin ...
Jarak Bumi ke Matahari perjalanan 5 menit cahaya atau 90.000.000 km. Fenomena aphelion menjadi 152.000.000 km . 66 % lebih jauh.
Jadi hawa lebih dingin, dampaknya ke badan kurang enak karena ga' terbiasa dengan suhu ini,.
Untuk itu jaga kondisi kesehatan kita agar tetap sehat dengan keadaan cuaca yang sedemikian rupa...
Jangan sampai nanti sebagai dalih utk corona fase berikutnya
Salam sehat...
Mohon di bagikan ke semua org yg kita kenal...
Agar mereka jg tahu dan tdk mudah dibodohi sebagai CORONA Varian baru ..
Mengenal Fenomena Aphelion, Biar Tak Termakan Hoaks yang Sempat Beredar | Science - Okezone.com - https://techno.okezone.com/read/2022/01/24/56/2536964/mengenal-fenomena-aphelion-biar-tak-termakan-hoaks-yang-sempat-beredar
Sumber tangkapan layar: WhatsApp
Benarkah klaim tentang fenomena Aphelion menyebabkan suhu dingin?
CEK FAKTA
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim tentang fenomena Aphelion akan membuat suhu dingin, tidak benar. Penelusuran kami, kabar tersebut merupakan hoaks lama yang kembali beredar.
Cek Fakta TIMES Indonesia pernah memeriksa klaim tersebut pada Juli 2021. Saat itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan informasi tersebut hoaks. Penjelasan bisa dibaca di sini: [CEK FAKTA] Fenomena Aphelion, Cuaca Dingin hingga Agustus
Terbaru, BMKG kembali menegaskan terkait kabar tersebut hoaks. “Berita itu hoax dan sudah sering beredar,” ujar Urip, Selasa (8/2/2022), dikutip dari Beritasatu.com pada Rabu (9/2/2022).
Plt Deputi Klimatologi BMKG, Urip Haryoko menegaskan, fenomena cuaca dingin di beberapa wilayah Indonesia tidak terkait dengan Aphelion. Alasannya, Aphelion tidak berpengaruh signifikan terhadap suhu di bumi. Hal itu termasuk pada periode bumi letaknya lebih dekat dengan matahari atau Perihelion.
Adapun periode fenomena astronomis Aphelion puncaknya terjadi pada bulan Juli, sedangkan Perihelion adalah Januari.
Saat Aphelion, kata Urip, posisi matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi. Kendati begitu, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer permukaan.
Dengan begitu, ia menyimpulkan, cuaca dingin dalam beberapa hari terakhir bukan karena Aphelion tetapi karena faktor-faktor lain di luar sebab bumi berada di jarak terjauh dari matahari.
Sumber: BMKG: Hoax, Informasi Suhu Dingin Indonesia karena Fenomena Aphelion | Beritasatu
Sementara mengutip kompas.com, memang benar bahwa fenomena aphelion terjadi ketika titik bumi berada paling jauh dengan Matahari. Hal ini karena bentuk orbit tidak berbentuk bulat sempurna, melainkan elips.
Bumi tetap pada orbitnya, hanya saja ada di titik terjauh dari Matahari yakni 152,6 juta kilometer.
Sumber: [HOAKS] Fenomena Aphelion Penyebab Cuaca Dingin pada Awal 2022 | Kompas
KESIMPULAN
hasil penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, informasi tentang fenomena Aphelion akan membuat cuaca dingin hingga Agustus 2021, termasuk informasi hoaks. Informasi tersebut tidak mencantumkan sumber resmi.
Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, klaim tersebut masuk dalam kategori False context (konteks keliru).
False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.
---
Cek Fakta TIMES Indonesia
TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |