CEK FAKTA: Novel Terbitan 1981 dan 2008 Sudah Ramalkan Wabah Virus Corona?
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah kabar beredar di media sosial Twitter, tentang virus corona yang sudah diramalkan sejak tahun 1981 melalui novel berjudul The Eyes of Darkness karya Dean Koontz.
Akun Twitter @KonspirasiHolic mengunggah video tangkapan layar gambar novel The Eyes of Darkness, serta penjelasan tentang dua penulis yang memprediksi adanya virus corona sebelum wabah tersebut terjadi.
Advertisement
Disebutkan dalam narasi pada tangkapan layar, novel karya Dean Koontz yang terbit pada 1981 menceritakan kisah virus buatan manusia yang mematikan di Wuhan, China. Selain itu ada pula buku lainnya berjudul End of Days yang ditulis Slyvia Browne yang terbit pada 2008. Dalam buku ini juga memprediksi akan terjadi pandemi global seperti pneumonia pada tahun 2020.
Berikut narasi pada video 5 detik berisi tangkapan layar yang diunggah akun Twitter @KonspirasiHolic pada 3 Februari 2022:
WARNING OF VIRUS IN 1981
DAN SEKARANG TERJADI !!!!!!!
#MLmjumat… Virus COVID-19 HOAX
WARNINGS OF VIRUS IN 1981
TWO authors appeared to predict coronovirus decades before the outbreak.
Dean Koontz’s thriller The Eyes Of Darkness, published in 1981, tells the story of a lethal man-made virus in Wuhan – the same Chinese city where coronavirus broke out.
In another spooky coincidence, the doomsday book End Of Days – written by American psychic Sylvia Browne and published in 2008 predicted here would be a pneumonia-like global pandemic in 2020.
Sumber: Twitter (https://twitter.com/KonspirasiHolic/status/1489296548835905549)
Benarkah klaim tersebut?
CEK FAKTA
Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim tentang virus corona sudah diprediksi sejak beberapa dekade lalu melalui dua buku, tidak benar. Penelusuran kami dengan mesin pencari menemukan bahwa virus yang dimaksud dalam kedua buku tersebut tidak sama cirinya dengan virus corona atau covid-19.
Mengutip fullfact.org, karakteristik virus yang digambarkan dalam novel The Eyes of Darkness bernama Wuhan-400 tidak cocok dengan covid-19. Buku itu menyebut "Setelah terinfeksi, tidak ada yang hidup lebih dari 24 jam" dan "tingkat pembunuhannya adalah seratus persen". Ini berbeda atau tidak sesuai dengan Covid-19, yang memiliki tingkat kematian sekitar 2%.
Sumber: Here’s what the books that “predicted” the Covid-19 coronavirus actually say | fullfact.org
Masih terkait klaim tentang virus corona di novel Koontz, mengutip reuters.com, disebutkan Wuhan-400 dikembangkan di laboratorium di luar Kota Wuhan. Tidak ada bukti bahwa virus corona baru dibuat di laboratorium. Virus ini diyakini berasal akhir tahun lalu di pasar makanan di Wuhan yang menjual satwa liar secara ilegal. Pakar kesehatan berpikir itu mungkin berasal dari kelelawar dan kemudian diteruskan ke manusia, mungkin melalui spesies lain.
Sumber: Partly false claim: a 1981 book predicted the coronavirus 2019 outbreak | REUTERS
Mengutip turnbackhoax.id, fakta sebenarnya asal usul virus Corona sampai saat ini belum diketahui. Virus yang digambarkan dalam novel tersebut, dapat berinkubasi dalam 4 hari, hal ini berbeda dengan Covid-19 yang inkubasinya 1-14 hari.
Dalam novel Koontz, virus “Wuhan-400” memiliki fatality rate 100%, sedangkan Covid-19 2%-4% di Wuhan dan di luar kawasan Wuhan 0,7%. Adapun ciri-ciri orang yang terpapar juga berbeda, di novel Koontz dideskripsikan virus akan menggerogoti sel otak, sehingga pasien kehilangan kendali dan meninggal.
Sedangkan coronavirus, gejala pasien yakni demam, batuk, sesak napas, pilek, yang parah akan mengalami gagal ginjal dan kematian.
Sementara itu dalam novel End of Days karya Sylvia Browne, masih mengutip laman yang sama, virus tidak dapat diobati dengan pengobatan apapun. Sedangkan virus Corona sebelum ditemukannya vaksin, pasien dengan gejala ringan dapat sembuh dengan sistem imun alami. Kini bahkan telah ditemukan vaksin serta penelitian untuk pengobatan covid-19 masih terus berlanjut.
Sumber: [SALAH] Cerita Dalam Novel Telah Memprediksi Adanya Pandemi COVID-19 | Turnbackhoax
KESIMPULAN
Hasil penelusuran Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim yang diunggah akun Twitter @KonspirasiHolic tentang virus corona sudah diprediksi beberapa puluh tahun lalu seperti digambarkan dalam novel “The Eyes of Darkness” karya Daan Koontz. Juga dalam buku “End of Days” karya Slyvia Browne yang terbit 2008, tidak benar. Karakteristik virus yang digambarkan dalam novel tidak sama dengan covid-19. Baik itu berdasarkan tingkat kematian pasien yang terpapar, asal usul virus, hingga tingkat kekebalan virus terhadap obat.
Menurut misinformasi/disinformasi yang dikategorikan oleh FirstDraft, informasi tersebut termasuk dalam kategori misleading content (konten menyesatkan). Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.
---
Cek Fakta TIMES Indonesia
TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |