AMSI Gelar Pelatihan Cek Fakta Lawan Disinformasi Jelang Pemilu 2024
TIMESINDONESIA, SOLO – Dalam upaya menanggulangi ancaman disinformasi dan misinformasi menjelang Pemilu 2024, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) terus mengukir jejaknya melalui kolaborasi yang strategis.
Bersinergi dengan Asosiasi Jurnalis Independen (AJI), Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), dan Google News Institute, AMSI menyelenggarakan serangkaian pelatihan cek fakta yang tidak hanya memberdayakan wartawan tetapi juga menggalang dukungan luas dari berbagai pihak. Seperti yang digelar di Solo, Jawa Tengah bertajuk "Pelatihan Cek Fakta Melawan Disinformasi dan Misinformasi Jelang Pemilu 2024". Agenda ini digelar 19-21 November 2021.
Advertisement
Pengurus AMSI Pusat dan Supervisor Program Cek Fakta, Amrie Hakim menekankan urgensi kegiatan pelatihan pemeriksaan fakta bagi wartawan.
"Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada para wartawan agar mampu memproduksi berita aktual dan cek fakta berkualitas terkait Pemilu 2024," ujar Amrie, Minggu (19/11/2023) di Solo.
Pelatihan ini menjadi tonggak penting dalam mendukung kemampuan jurnalis menghadapi tantangan disinformasi yang semakin meresahkan.
Sebanyak 30 wartawan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur turut serta dalam pelatihan ini, menegaskan komitmen AMSI untuk melibatkan lintas wilayah dalam upaya melawan disinformasi. Kota Solo dipilih sebagai destinasi terakhir dari program pelatihan yang juga digelar di empat kota lainnya di Indonesia.
Amrie Hakim menjelaskan jejak pelatihan ini, dalam tiga hari ke depan, cek fakta ini adalah pelatihan melawan disinformasi, terselenggara hasil kerja sama AMSI, AJI, Mafindo, dan Google News Institute.
"Lima wilayah yang menjadi tuan rumah, yakni Jakarta, Padang, Makassar, Denpasar, dan Solo, menjadi saksi bagaimana pelatihan ini meresap dan memberdayakan para peserta," kata Amrie.
Pada kesempatan yang sama, Kordinator Wilayah AMSI Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Arief Rahman mengatakan bahwa AMSI bukan hanya terlibat dalam pelatihan jelang Pemilu 2024.
"AMSI sudah melakukan cek fakta sejak sebelum Pemilihan Presiden 2019. Cek fakta ini berjalan cukup panjang sebelum Pilpres 2019, waktu debat capres juga dari AMSI sudah melakukan cek fakta. Di Pilkada 2020 juga kami sudah lakukan," ungkapnya.
AMSI sebagai Pionir Gerakan Cek Fakta
Dalam konteks inovasi media dan literasi digital, AMSI terus menonjolkan peranannya. Arief menyampaikan, Cek fakta menjadi unggulan dari AMSI untuk bisa berkolaborasi dan memberikan literasi kepada sejumlah stakeholder. Program ini bukan sekadar pelatihan bagi wartawan, melainkan sebuah gerakan cek fakta yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
"Cek fakta ini juga memberikan literasi digital, saya pikir ini kemudian mengapa AMSI yang baru berdiri di 2017 sangat menonjol kiprahnya di Nasional, karena programnya bisa diandalkan oleh masyarakat di tengah banjir bahkan tsunami informasi," ungkap Arief.
Dengan mengedepankan literasi digital, AMSI tidak hanya memberdayakan wartawan tetapi juga membekali masyarakat dengan keterampilan verifikasi informasi di era digital yang penuh dengan gempuran informasi.
Kolaborasi antara AMSI, AJI, Mafindo, dan Google News Institute bukan sekadar upaya menyelenggarakan pelatihan cek fakta. Hal ini menciptakan gerakan bersama dalam melawan disinformasi.
"Kerja sama AMSI, AJI, Mafindo, dan Google News Institute ini melahirkan sebuah gerakan cek fakta yang saya pikir tidak banyak organisasi atau perusahaan media yang melakukan ini," kata Arief.
Arief memberdayakan wartawan dan melibatkan berbagai stakeholder, termasuk TNI, Polri, masyarakat, ormas, dan akademisi, AMSI menjelma sebagai garda terdepan dalam melawan disinformasi. Program cek fakta menjadi alat untuk menjaga keutuhan NKRI dan mencegah polarisasi serta krisis sosial yang dapat timbul akibat informasi yang tidak benar.
Arief Rahman menegaskan peran krusial cek fakta dalam mencegah disinformasi. Jurnalis adalah pejuang untuk menghindarkan bangsa ini dari polarisasi, krisis sosial, keterbelahan, dan bisa menjaga keutuhan NKRI.
"Tujuan utama cek fakta ini agar masyarakat terdidik, cerdas, dan lebih bijaksana dalam membagi informasi apapun, sehingga masyarakat tidak mudah terprovokasi. Jadi, masyarakat punya tools untuk memverifikasi," tuturnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |