Cek Fakta: Ganjar Pranowo Sebut Anggaran Pertahanan Indonesia Belum Mencapai 2 Persen PDB
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Debat Capres untuk Pemilu 2024 berlangsung di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024) malam. Ganjar Pranowo menyampaikan bahwa anggaran pertahanan Indonesia belum mencapai 2% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Inilah pernyataan lengkap yang disampaikan Ganjar Pranowo dalam Debat Pilpres 2024 seri ketiga:
“Pertahanan rakyat semesta musti kita dorong. Kita lapisi dengan pertahanan yang betul betul berlapis dan kita jadikan benteng pertahanan nusantara sebagai sebuah satu kesatuan. Dan kita perlu melakukan penataan gelar pasukan karena IKN menjadi pusat gravitasi baru dan ini bagian dari antisipasi terhadap pertarungan global antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Untuk itulah, pertahanan kita mesti masuk pada wilayah 5.0 dengan teknologi sakti dengan rudal hipersonik, senjata cyber sensor kuantum dan sistem senjata otonom dan itu bisa dilakukan kalau anggaran dari Kemenhan itu 1 sampai 2 persen dari PDB sehingga kita bisa tercapai.”
Advertisement
Penelusuran Fakta
Hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia bersama koalisi Cek Fakta serta panel ahli, menemukan bahwa pernyataan yang disampaikan Ganjar Pranowo bisa ditelusuri sebagai berikut.
Dosen Asisten Ahli Hubungan Internasional dan Hubungan Ekonomi Politik Internasional Universitas Tidar Magelang, Bonifasius Endo Gauh Perdana menjelaskan, pada tahun 2022, anggaran pertahanan Indonesia hanya 0,7% dari PDB. Secara global, rerata anggaran pertahanan 2-3% dari PDB. Sebagai perbandingan kawasan Amerika dan Eropa menghabiskan 39% dan 20% dari total belanja militer global.
“Oleh karena itu, Amerika Serikat mempunyai anggaran pertahanan yang paling tinggi. Sebaiknya, anggaran pertahanan memang 2-3% dari PDB sesuai rerata global,” ujarnya.
Sumber: https://data.worldbank.org/indicator/MS.MIL.XPND.GD.ZS?locations=Z4&name_desc=false https://fulcrum.sg/aseanfocus/military-modernisation-in-southeast-asia-learning-from-the-russia-ukraine-war/ https://power.lowyinstitute.org/data/military-capability/defence-spending/military-expenditure-market-exchange-rates/
Asisten Dosen Hubungan Internasional Universitas Paramadina dan Peneliti di Monash University Indonesia, Prasetia Anugrah Pratama menyampaikan, anggaran militer dalam catatan Kemenkeu adalah Rp144,7 triliun untuk 2023, Sementara angka PDB per tahun Indonesia pada 2023 mencapai 1,42 Triliun USD atau Rp22.000 triliun
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/10/05/hut-ke-78-tni-berapa-anggaran-militer-ri-selama-23-tahun-terakhir#:~:text=Dalam%20catatan%20Kemenkeu%2C%20alokasi%20anggaran,(K%2FL)%20lainnya.
Sementara, dosen Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta, Ludiro Madu menjelaskan, tidak ada persentase ideal mengenai hal ini. Data dari beberapa negara memang berbeda. Negara-negara anggota NATO telah sepakat untuk mendedikasikan 2% PDB mereka untuk belanja pertahanan. Target ini telah dikritik oleh beberapa pihak karena merupakan patokan yang sewenang-wenang dan oleh pihak lain dianggap tidak memadai dalam kondisi keamanan saat ini.
Belanja pertahanan rata-rata global saat ini berada pada kisaran 2,2% PDB. Namun, angka ini bervariasi secara signifikan dari satu negara ke negara lain. Mulai dari di bawah 1% hingga di atas 7%. Kesepakatan di antara negara-negara, biasanya untuk presentase anggaran pertahanan adalah maksimal 1% dari PDB.
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/01/04/ini-perbandingan-anggaran-pertahanan-era-sby-dan-jokowi
Data pendukung terkait belanja militer Indonesia bisa dilihat di sini: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/12/28/belanja-militer-indonesia-meningkat-tapi-rasionya-tak-sampai-1-pdb
Kesimpulan
Pernyataan Ganjar Pranowo dalam debat Pilpres 2024 tentang anggaran pertahanan Indonesia belum mencapai 2% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB), benar. Pada tahun 2022, anggaran pertahanan Indonesia hanya 0,7% dari PDB. Pada 2023, anggaran militer dalam catatan kemenkeu adalah Rp144,7 triliun, sementara PDB Indonesia pada 2023 mencapai 1,42 triliun USD atau Rp 22.000 triliun.
----
Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 18 media dan 7 panel ahli di Indonesia.
----
Cek Fakta TIMES Indonesia
TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerjasama dengan sejumlah media dan satu komunitas (Mafindo) untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected]. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |