Cek Fakta: Muhaimin Sebut Industri Nikel Lebih Banyak Pekerjakan Tenaga Kerja Asing
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Debat Cawapres untuk Pemilu 2024 berlangsung di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Minggu (21/1/2024) malam. Cawapres 01 Muhaimin Iskandar menyampaikan bahwa industri nikel lebih banyak memperkerjakan tenaga kerja asing dibandingkan tenaga kerja Indonesia.
Inilah pernyataan lengkap yang disampaikan Muhaimin Iskandar dalam Debat Pilpres 2024 seri keempat:
“Saya setuju bahwa potensi sumber daya alam kita harus terus kita promosikan. Tetapi harap dicatat. Gara-gara kita mengeksplorasi nikel ugal-ugalan, lalu hilirisasi tanpa mempertimbangkan ekologi, mempertimbangkan sosialnya, buruh kita diabaikan, malah banyak tenaga kerja asing, dan juga yang terjadi korban kecelakaan. Di sisi yang lain, pemasukan kita dari nikel kita juga sangat kecil. Ini menjadi pertimbangan. Dan yang paling parah, Nikel kita berlebih produknya. Sehingga bukan harga tawar kita menaik, malah kemudian kita jadi korban dari policy kita sendiri, sementara kita masa depannya menjadi tidak jelas, di sisi yang lain, kita mengorbankan lingkungan dan sosial kita, sekaligus keuntungan yang sangat terbatas bagi negara. Oleh karena itu bukan soal gegabah, ini soal keberanian dan keberpihakan.”
Advertisement
Penelusuran Fakta
Hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia bersama koalisi Cek Fakta serta panel ahli, menemukan bahwa pernyataan yang disampaikan Muhaimin Iskandar bisa ditelusuri sebagai berikut.
Senior Analyst Climetoworks Centre Fikri Muhammad, menyebut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dirilis pada 21 Desember 2021 lalu mencatat bahwa jumlah tenaga kerja asing (TKA) di sektor pertambangan mineral dan batu bara, termasuk di smelter, Indonesia mencapai 5.355 orang.
Sementara itu, jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) tercatat sebanyak 244.945 orang. Total tenaga kerja yang bekerja di sektor pertambangan, termasuk smelter, mencapai 250.300 orang. Dengan demikian, persentase TKA di sektor ini hanya sekitar 2,1%, sementara TKI mendominasi dengan 97,9%.
Dari total TKA, sebagian besar bekerja di Izin Usaha Pertambangan (IUP) OPK Olah Murni Mineral atau smelter, yakni mencapai 2.270 orang dari total tenaga kerja di smelter sebanyak 21.688 orang. Artinya, persentase TKA di bidang smelter ini mencapai 10,5%, sedangkan jumlah TKI di bidang olah murni mineral mencapai 19.418 orang.
Di sisi lain, dalam press release Kementerian ESDM terkait peningkatan tenaga kerja di tahun 2023, tidak disebutkan secara spesifik jumlah tenaga kerja yang terkait dengan sektor nikel. Namun, rincian jumlah TKI dan TKA berdasarkan jenis izin mencakup mineral sebanyak 48.356 orang TKI dan 921 orang TKA, serta batubara sebanyak 43.335 orang TKI dan 122 orang TKA. IUJP (Izin Usaha Jasa Pertambangan) mencakup 216.416 orang TKI dan 1.031 orang TKA.
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20211229094941-4-302883/tenaga-kerja-china-serbu-tambang-smelter-ri-ini-faktanya
Kesimpulan
Pernyataan Muhaimin Iskandar dalam debat Pilpres 2024 tentang industri nikel lebih banyak memperkerjakan tenaga kerja asing dibandingkan tenaga kerja Indonesia, salah.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dirilis pada 21 Desember 2021 lalu, mencatat jumlah tenaga kerja asing (TKA) di sektor pertambangan mineral dan batu bara, termasuk di smelter, Indonesia mencapai 5.355 orang.
Sementara itu, jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) tercatat sebanyak 244.945 orang. Total tenaga kerja yang bekerja di sektor pertambangan, termasuk smelter, mencapai 250.300 orang.
Sebagai informasi dalam Debat Pilpres 2024 seri keempat ini, para Cawapres membahas isu mengenai pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat dan desa adat. Cek Fakta TIMES Indonesia mengimbau masyarakat untuk lebih selektif menerima informasi atau menyebarkan informasi yang benar.
----
Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 18 media dan 7 panel ahli di Indonesia.
----
Cek Fakta TIMES Indonesia
TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerjasama dengan sejumlah media dan satu komunitas (Mafindo) untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected]. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |