
TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Sejumlah penrajin di Kabupaten Lamongan menyatakan kesiapannya bersaing di masa Mayarakat Ekonomi Asean (MEA). Beberapa produk unggulan khas kota Soto bahkan dianggap mampu menyaingi produk-produk asing di pasar Asean.
Satu di antaranya adalah produk sapu ijuk yang dibuat oleh seorang guru SMP Negeri 2 Lamongan Sutrisno.
Advertisement
“Menyambut MEA saya tetap optimis bisa bersaing dengan pengrajin sapu ijuk dari pabrik-pabrik besar," ucapnya.
Menurutnya, peningkatan kualitas dan juga peningkatan jumlah produksi menjadi kunci supaya bisa bersaing di pasar global.
“Menghadapi pasar bebas kita harus mempertahankan kualitas dengan persaingan dengan usaha-usaha lain baik yang bergerak dibidang sapu maupun yang lain,” terangnya.
Diusianya yang sudah senja dan mendekati pensiun sebagai guru SMP Negeri Lamongan, Sutrisno berharap kerajinan sapu ijuk akan kian berkembang.
“Saya sendiri punya gambaran banyak, mendekati pensiun akan saya buka grosirnya disini. Jadi gak bingung mau kerja apa setelah pensiun. Jalan baru ini akan makin banyak pembeli,” jelasnya.
Untuk saat ini saja, dalam sebulan, kerajinan yang berada di Jalan Bandeng 2 nomor 18 ini menghasilkan 720 biji sapu dalam satu bulan.
“Omzetnya yang lebih paham ibunya, tapi kalau di rata-rata Rp 9 juta,” pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Sukmana |