Ekonomi

Harga Buah Naga Petani di Banyuwangi Mulai Normal

Kamis, 14 Desember 2017 - 19:06 | 93.94k
Petani buah naga Hariyanto memetik buah naga di ladangnya. (FOTO: Ahmad Suudi/TIMES Indonesia)
Petani buah naga Hariyanto memetik buah naga di ladangnya. (FOTO: Ahmad Suudi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Harga jual buah naga dari petani di Banyuwangi yang sempat anjlok kini mulai merangkak naik, bahkan normal bagi petani.

Sebelumnya harga turun hingga Rp 2 ribu per kilogram, itupun diseleksi yang ukurannya bagus, hingga ada kejadian 2 truk buah naga dibuang petaninya karena tak laku. Saat itu harga ecer di pasaran juga rendah, yakni sekitar Rp 3.500 per kilogram.

Advertisement

Kini harga membaik di angka Rp 7 ribu, sedangkan harga normal bagi petani ada di kisaran Rp 6 ribu hingga Rp 8 ribu. Harga itu berlaku sebagai patokan bagi petani tidak menggunakan penerangan listrik di malam hari.

"Sudah mulai naik. Kami sempat tidak memanen buah naga. Karena harganya hancur," ujar Hariyanto, petani buah naga di Dusun Ringinmulyo, Desa Pesanggaran, Banyuwangi,  Jawa Timur, Kamis (14/12/2017). 

Dia berharap harga buah naga akan tetap stabil, yang selama ini pemasarannya diangkut ke beberapa daerah, seperti Tulungagung, Blitar hingga Surabaya.  Ketika panen raya, setiap hektar bisa panen minimal 2 ton dengan harga jual yang tak menentu, tahun lalu terendah di Rp 4 ribu dan tahun ini terendah Rp 2000 per kilogram.

Hariyanto bercerita, untuk menggenjot hasil panen di luar musim, petani kerap kali menggunakan metode penerangan dengan lampu. Namun biaya menggunakan metode lampu ini cukup mahal hingga Rp 40 juta per hektare, belum biaya pupuk Rp 1,5 juta per hektare. Namun saat di luar musim itu, harga jual juga naik menjadi sekitar Rp 20 hingga per kilogram.

"Kalau pakai metode lampu agar berbuah sepanjang tahun dan di luar musim semakin mahal biayanya. Api harga juga akan mahal pula. Tapi hasil panen juga bisa dua kali lipat dibanding tanpa lampu," tambahnya. 

Dia menjelaskan buah naga menjadi produk unggulan di desanya karena lahan memang bisa menghasilkan buah naga yang bagus daripada daerah lain. Justru, lahan setempat kurang baik jika ditanami padi atau palawija lain maka petani lebih memilih buah naga. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES