Ekonomi

Cabe Rawit di Probolinggo Mahal, Ternyata Ini Penyebabnya

Rabu, 07 Maret 2018 - 13:14 | 77.70k
Petani cabe rawit saat melakukan perawatan di lahan pertaninnya, dengan menyemprotkan obat dan membuang cabe yang siserang penyakit.(FOTO: Dicko W/TIMES Indonesia)
Petani cabe rawit saat melakukan perawatan di lahan pertaninnya, dengan menyemprotkan obat dan membuang cabe yang siserang penyakit.(FOTO: Dicko W/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Sejak sepekan terakhir, harga cabe rawit di Kota dan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, mengalami kenaikan harga melonjak tajam. Mahalnya harga tersebut dipicu karena selain petani beralih tanam padi, tanaman cabe juga diserang hama cacar hitam atau antraknosa. 

Salah satunya tanaman cabe rawit di Desa Sidopekso, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten setempat. Pera petani cabe rawit beberapa kali mengalami gagal panen, karena buah cabenya terserang hama cacar, serta daunnya juga mengkerut penyakit. Akibatnya, ribuan tanaman cabe rawit milik petani anjlok produktivitasnya.

Advertisement

Pantauan Times Indonesia, harga cabe rawit di tingkat petani saat ini berkisar Rp 46.000 hingga Rp 48.000. Sedangkan harga di pasaran tembus Rp 55.000-Rp 55.000, Rabu (7/3/2018). 

Seperti yang diungkapkan Umi Sulaisih, seorang petani cabe rawit, dirinya harus melakukan perawatan dengan menyemprotkan obat-obatan, untuk mengurangi serangan penyakit hama cacar yang menyerang buah dan daun cabe tersebut. Namun, obat itu tak maksimal untuk memberantas penyakit, hanya mengurangi saja meski sedikit.

“Selain disemprotkan obat, kami juga membuang buah cabe yang diserang hama cacar hitam. Karena jika tidak dibuang, maka akan menular ke buah lainnya,”jelas Umi.

Ia menuturkan, harga cabe rawit ditingkat petani memang cukup tinggi, karena selain langka, tanaman cabe juga hasil panennya sedikit. Dan itu menurut dia, yang membuat harga cabe di pasaran melonjak.

“Harus telaten mas, buah cabe uang diserang cacar hitam harus dipetik dan dibuang. Dan daunnya yang mengkerut ini diberi obat. Obat yang disemprot ini, untuk mengurangi serangan cacar hitam, dan mengembalikan daun yang juga diserang penyakit,”jelas Sania, yang juga petani cabe rawit, di Desa Sidopekso. 

Para petani cabe rawit berharap, agar pemerintah untuk membantu adanya obat-obatan dengan harga yang relatif murah. Sebab, meraka sangat membutuhkan obat yang mampu membasmi penyakit cacar hitam yang menyerang tanaman cabe rawitnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES