Ekonomi

Kebahagiaan Citra dan Riski Setelah dapat Bantuan Penerangan Listrik dari PT PPI

Selasa, 15 Mei 2018 - 16:36 | 45.49k
Supervisor Marketing PT PPI, Nurilma Septanti beserta jajaran ditemani Lurah Mandar, Dwi Sasongko, saat menyerahkan bantuan pemasangan instalasi listrik PLN kepada keluarga Supriyadi. (FOTO: Syamsul Arifin/ TIMES Indonesia)
Supervisor Marketing PT PPI, Nurilma Septanti beserta jajaran ditemani Lurah Mandar, Dwi Sasongko, saat menyerahkan bantuan pemasangan instalasi listrik PLN kepada keluarga Supriyadi. (FOTO: Syamsul Arifin/ TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Raut suka cita terlihat jelas diwajah Supriyadi (41), warga Jalan Surati Baru, Kelurahan MandarBanyuwangi, Jawa Timur. Dia kedatangan tamu, Supervisor Marketing PT Pelindo Property Indonesia (PT PPI), Nurilma Septanti berserta jajaran yang didampingi Lurah setempat, Dwi Sasongko.

Kenapa bahagia?. Karena kehadiran para tamu tersebut membawa bantuan pemasangan instalasi listrik PLN. Sesuatu yang tidak dinikmati Supriyadi, bersama sang istri serta tiga buah hatinya sejak tahun 2003 silam.

Advertisement

PT-PPI.jpg

“Kami sangat berterima kasih, akhirnya kami sekeluarga tidak harus tidur dalam kegelapan dan bisa menikmati terangnya cahaya lampu dirumah kami,” ungkap Supriyadi, sambil meneteskan air mata bahagia, Selasa (15/5/2018).

Ya, selama ini Supriyadi memang hanya bekerja serabutan. Istrinya, Santi Indah Sari (30), sejak 3 tahun lalu didera penyakit diabetes yang membutuhkan banyak biaya untuk pengobatan. Dua anaknya, Citra Eka Febiyanti (11) dan Riski Dwi Amelia (8), duduk dibangku Sekolah Dasar (SD). Sedang putri bungsunya, Siti Fatimah, masih balita.

Himpitan ekonomi membuat Supriyadi tidak mampu membayar biaya pemasangan listrik PLN. Jadi, menghabiskan waktu malam dalam kegelapan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi keluarga ini. Bahkan, demi mengejar impian, si putri sulung, Citra Eka Febiyanti, harus numpang belajar dirumah Dhea Ivana, salah satu teman di SD Negeri 1 Karangrejo.

Itu dilakukan setiap hari hanya agar dia bisa belajar dengan penerangan lampu PLN.

“Kadang saya kerja kuli batu dan jadi juru parkir, itu pun jika pas ada kegiatan di Taman Blambangan,” ungkap Supriyadi.

Maka jangan heran, bantuan pemasangan instalasi listrik PLN dari anak perusahaan PT Pelindo III, ini bagai pengobat dahaga bagi keluarga dengan ekonomi kurang beruntung tersebut.

“Ini adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar,” kata Supervisor Marketing PT PPI, Nurilma Septanti, sambil menyerahkan bantuan.

Disebutkan, bantuan pemasangan instalasi listrik PLN 900 VA, kepada warga kurang mampu ini bukan hanya dalam bentuk pembiayaan saja. Namun, PT PPI, selaku pengelola pelabuhan Marina Boom Banyuwangi, juga membantu dalam proses pengurusan. Dengan begitu, proses pemasangan pun bisa menjadi lebih cepat.

“Insya Allah, hari ini pihak PLN akan langsung melakukan pemasangan, jadi malam nanti jika tidak ada kendala, rumah ini bisa menikmati cahaya lampu listrik,” jelas Tanti, sapaan akrab Nurilma Septanti.

Tak berhenti di situ, kondisi ekonomi Supriyadi sekeluarga, juga mengetuk hati pihak manajemen PT PPI. Melalui Tanti, dia akan diberi peluang pekerjaan saat PT PPI membutuhkan karyawan dengan kriteria tertentu. Kebijakan tersebut sekaligus sebagai wujud sinergitas PT PPI dengan Pemerintah Daerah Banyuwangi, khususnya dalam meminimalisir angka pengangguran dan memberantas kemiskinan.

“Masyarakat kurang mampu, khususnya yang pengangguran, jika bersedia, secara berangsur akan kita tampung saat ada rekruitmen, karena keberadaan PT PPI, memang untuk memberi manfaat pada masyarakat sekitar,” pungkas Tanti.

Sementara itu, Lurah Mandar, Dwi Sasongko, mengucapkan terima kasih kepada PT PPI. Dia berharap, pemberian bantuan kepada masyarakat bisa dilakukan secara berkelanjutan.

“Kami sangat lega, masyarakat kami bisa terbantu,” katanya.

Dalam kesempatan ini, Lurah Dwi Sasongko, juga mengaku akan mengusulkan Citra Eka Febiyanti, putri pertama Supriyadi, yang kini duduk dibangku kelas 6 SD, untuk bisa mendapat beasiswa dari Pemerintah Daerah, saat hendak masuk SMP kelak.

“Kita akan koordinasikan dengan UPTD Dinas Pendidikan, agar dia bisa melanjutkan sekolah ke SMP, karena dari ekonomi, orang tuanya sudah tidak mampu,” ucapnya.

Kemiskinan yang dialami Supriyadi sekeluarga memang cukup memprihatinkan. Bukan hanya listrik yang tidak mereka nikmati sejak belasan tahun lalu. Tapi juga layanan air bersih PDAM.

Untuk keperluan mandi dan cuci, mereka harus numpang saluran ledeng tetangga. Dan saat telat membayar, saluran air tersebut ditutup, sehingga Supriyadi sekeluarga harus mengungsi ke rumah orang tua di Kelurahan Kampung Melayu, Kabupaten Banyuwangi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES