Ekonomi

Ahmad, Kakek 80 Tahun di Probolinggo Setia Sebagai Tukang Patri Panci

Rabu, 01 Agustus 2018 - 14:42 | 150.73k
Ahmad, kakek 80 tahun warga Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, saat mereparasi peralatan dapur milik pelanggannya.(FOTO: Dicko W/TIMES Indonesia)
Ahmad, kakek 80 tahun warga Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, saat mereparasi peralatan dapur milik pelanggannya.(FOTO: Dicko W/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Meski sudah lanjut usia, bagi Ahmad, seorang kakek yang sudah berusia 80 tahun, ini pantang untuk beristirahat menikmati kehidupannya. Ia masih tetap semangat bekerja sebagai perajin dapur (perabotan rumah tangga) atau tukang patri panci.

Kakek yang berasal dari Desa Kraksaan Wetan, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, ini masih terus berjuang melakukan kewajibannya mencari nafkah. Ia bertekad tidak akan meminta jika ia masih bisa berjalan dan menekuni keahliannya sebagai tukang patri atau perajin alat dapur.

Advertisement

Tukang-Patri-Panci-2.jpg

Setiap hari Ahmad, bekerja sebagai perajin sekaligus reparasi alat dapur. Seperti memperbaiki panci, wajan sutil, atau alat dapur lainnya yang terbuat dari alumunium. Keahliannya itu sudah ditekuninya sejak tahun 1971. Tepat saat ia berimigrasi dari kota kelahirannya, Madiun, ke Kraksaan.

"Saya mulai menawarkan jasa ke orang-orang untuk memperbaiki alat-alat dapur, berkeliling Kota Kraksaan ini," ucap lelaki dengan 3 anak tersebut, Rabu (1/8/2018) kepada TIMES Indonesia.

Sambil memperbaiki paralatan dapur milik pelanggannya, ia bercerita bahwa asa yang ia tawarkan tidak dengan membuka kios atau semacamnya. Justru ia menggunakan sepeda tuanya itu dengan berkeliling ke setiap kelurahan dan pedesaan, menawarkan jasa reparasi.

Uang yang ia terima dari setiap alat dapur yang diperbaikinya sangat variatif. Untuk di masa sekarang, berkisar Rp 15 ribu - Rp 20 ribu setiap unitnya.

Meski ketiga anaknya sudah tumbuh dewasa dan telah memiliki pekerjaan. Ia tidak sedikitpun membalikkan tangannya atau berpangku tangan pada ketiga anaknya dalam kebutuhan ekonomi.

“Usaha ini sudah saya tekuni selama 49 tahun, hingga saat ini,” ucapnya.

Setiap hari ia mengayuh sepedanya yang dikurai belakangnya, dijadikan tempat alat-alat untuk memperbaiki peralatan dapur.

Tukang-Patri-Panci-3.jpg

Saat ditanya mengapa ia tetap bersikukuh terus bekerja mencari uang, Sementara kedua anaknya mampu membiayai hidupnya. “Saya tidak akan pernah meminta pada siapapun, termasuk pada anak kandung saya. Jika ia masih mampu bekerja dan mencari uang,” celetuk Ahmad.

“Dengan pekerjaan saya sebagai tukang patri atau pengrajin peralatan dapur ini, Alhamdulillah, sudah cukup untuk kebutuhan sehari-hari bersama istri saya,” tutup dia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES