Sawah Mengering, Petani di Lamongan Beralih Menjadi Perajin Kiso

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Warga Dusun Sidowayah, Desa Lawangan Agung, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur berpikir kreatif untuk mencari nafkah di saat kondisi sawahnya mengalami kekeringan. Area persawahan saat musim kemarau seperti ini membuat sejumlah petani beralih menjadi perajin Kiso (tas untuk membawa ayam).
Seperti yang dilakukan oleh Rumiati, dan anaknya, Rufian, warga Dusun Sidowayah, Desa Lawangan Agung. Saat musim kemarau seperti ini, penghasilan mereka praktis hanya berasal dari membuat Kiso. "Kalau kemarau seperti ini kan sawah kering, tidak ada tanaman, jadi ya lebih banyak menghabiskan waktu membuat kiso ini. Lumayan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari," kata Rufian, disela-sela membuat Kiso, Sabtu, (25/8/2018).
Advertisement
Rufian mengaku sudah menekuni pekerjaan sampingannya ini selama lebih dari 15 tahun. Hal yang sama juga dilakukan oleh beberapa tetangganya. "Seratus biji (Kiso), dapat uang 130.000. Diambil pengepul," tuturnya.
Untuk mendapatkan daun lontar yang menjadi bahan utama Kiso, Rufian biasanya membeli dari pemilik pohon lontar. "Untuk satu pelepah daun lontar belinya Rp 2000, kalau daunnya bagus dan panjang-panjang ya bisa jadi 3 buah Kiso," ucapnya.
Dalam sehari, sambung Rufian, rata-rata ia dan ibunya hanya bisa bisa menghasilkan 30 Kiso. Itu pun jika tinggal menganyam daun lontar yang sudah terpisah dari lidinya. "Kalau terlebih dulu memisahkan ruas satu dengan ruas lain dan memisahkan lembar daun lontar dengan lidinya ya tidak sampai 30 buah," katanya.
Rufian mengaku, setelah terkumpul banyak, Kiso buatannya tersebut akan diambil oleh pengepul dan dikirim dari Kabupaten Lamongan ke luar kota, seperti Malang, Madiun, Ponorogo, Nganjuk, Trenggalek, Blitar dan sekitarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : TIMES Lamongan |