Ekonomi

Penjual Kaset Pita Bekas di Banyuwangi Tetap Bertahan Terhimpit Era Digital

Jumat, 08 Februari 2019 - 19:18 | 248.28k
Kios Pak Satui, Penjual Kaset Pita Bekas di Pasar Loak Segitiga Berlian Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/TIMES Indonesia)
Kios Pak Satui, Penjual Kaset Pita Bekas di Pasar Loak Segitiga Berlian Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Satui (64), asal Kelurahan Karangrejo, penjual kaset pita bekas dan radio jadul di pasar loak Segitiga Berlian Banyuwangi, tetap jadi buruan sejumlah konsumen meski saat ini sudah era digital.

"Kaset pita belum punah," kata pria paruh baya tersebut, Jumat (8/2/2019).

Advertisement

Saat ditemui TIMES Indonesia, Satui menjelaskan, sudah mulai berjualan kaset bekas dan radio jadul sejak 30 tahun lalu. Sebelum membuka kios di pasar loak tersebut, dulu Satui berjualan berpindah-pindah dengan menggunakan becak.

TIMES-Indonesia-Penjual-Kaset-Pita-Bekas-2.jpg

Sejumlah seniman Bali, lanjut Satui, menjadi langganan kaset pita bekasnya. Saat datang, para seniman itu selalu memborong habis kaset pita tersebut, meskipun sudah tidak bunyi asalkan masih ada pitanya. Biasanya pita kaset tersebut, digunakan untuk kesenian atau bahan praktek di sekolah.

"Ada stok berapapun kaset ya pasti dibeli semua, namun sekarang orangnya sudah lama tidak kesini," katanya.

Stok kaset pita bekas sendiri dia dapatkan dari sejumlah orang yang menjual kepadanya, namun paling sering didapatkan dari pemulung. Kaset pita bekas sendiri digolongkan menjadi dua, yakni pita coklat dan hitam, pita coklat harganya 5 ribu sedangkan pita hitam bisa mencapai 10 ribu tergantung kondisi dan kelangkaan lagu.

"Ya terkadang banyak kaset itu yang tidak sesuai dengan kotaknya, sampulnya lagu nostalgia, eh isinya ternyata malah dakwah," katanya.

Sebelum era digital menguasai Bumi Blambangan, para nelayan lah yang menjadi konsumen utama dari Satui. Namun sekarang sudah tidak ada lagi nelayan yang datang membeli, karena adanya Smartphone yang bisa digunakan untuk memutar musik atau radio.

Rosidi, seorang pembeli mengaku, kaset pita bekas yang dibeli di kios pak Satui tersebut digunakan untuk bahan ketrampilan anaknya yang saat ini duduk di bangku SD. "Pitanya dipakai untuk membuat rambut topeng, memenuhi tugas kesenian," katanya.

Tak ingin terjajah era digital, satu-satunya penjual kaset pita bekas di pasar loak Segitiga Berlian Banyuwangi yang saat ini hanya tinggal berdua dengan istri tercinta, Suryati (59), juga membuka layanan service elektronik dirumahnya. Service televisi, radio dan pemasangan parabola, namun untuk barang elektronik tipe baru dia mengaku tidak mampu memperbaikinya karena alasan peralatan kurang lengkap dan modal untuk membeli suku cadang yang terbatas. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES