Kunjungi Sentra Tape, Ini Solusi Cerdas yang Ditawarkan Sukron Ma’mun Hidayat

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Terus blusukan ke berbagai lapisan masyarakat. Itulah yang saat ini dilakukan oleh Calon Anggota (Caleg) DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), H.Sukron Ma’mun Hidayat.
Kali ini giliran sentra tape di Desa Jeruksoksok, Binakal, Bondowoso, yang dikunjungi olehnya. Selasa (13/2/2019), ia bersama tim bertemu dan berdiskusi dengan sejumlah produsen tape untuk menawarkan berbera solusi cerdas bagi para produsen.
Advertisement
Dalam kunjungan tersebut, Sukron pun disambut antusias oleh para pelaku usaha tape. Selain dikenal sebagai aktivis NU yang sekaligus pengusaha, mereka mengenal Sukron sebagai adik dari Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
“Sangat luar biasa potensi tape di sini. Dan ini merupakan penggerak kesejahteraan masyarakat. Kedepan saya yakin masih ada ruang yang sangat besar bagi industri tape rumahan ini untuk terus berkembang memberi dampak ekonomi yang lebih optimal bagi masyarakat,” ujar caleg DPR RI nomor urut 5 dari PKB ini.
Sementara itu, Rosyid, salah seorang pengusaha tape menyampaikan, saat ini produsen tape di Bondowoso terus berkembang. Namun, masih ada kendala terkait bahan bakunya.
Dia juga merinci, produsen tape di Bondowoso membutuhkan bahan baku berupa singkong setidaknya hingga 1 ton untuk produksi. Adapun penjualan yang bisa dibukukan dari sekitar 500 produsen tape di Bondowoso mencapai 2 ton per hari untuk kemasan keranjang dan 6 kuintal kemasan besek.
“Selama ini kendala berupa langkanya bahan baku tape yaitu singkong. Kelangkaan tersebut berdampak pada harga singkong menjadi mahal. Kami sangat berharap ada kebijakan khusus, mengingat tape adalah komoditas yang menjadi ciri khas sekaligus salah satu penggerak ekonomi rakyat,” jelas Rosyid yang memasarkan tape dengan merek ”77”.
Dalam diskusi yang berlangsung santai tersebut, Sukron menilai ada sejumlah solusi cerdas yang bisa digeber. Diantaranya dengan meningkatkan produktivitas singkong agar bisa memenuhi kebutuhan para produsen tape.
”Sekarang memang sudah ada beberapa lahan yang mampu menghasilkan singkong hingga 17-20 ton per hektar. Namun, itu hanya sebagian, yang terbanyak justru yang masih kisaran 11-12 ton per hektar. Kedepan ini perlu diintensifkan riset dengan berbagai kalangan, termasuk Kementerian Pertanian atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), agar ada bibit unggul dengan produktivitas tinggi,” ujar Sukron
Ia juga menambahkan, perlu ada juga peningkatan nilai tambah dari produk tape Bondowoso. Memang, selama ini sudah ada berbagai produk hilir, seperti beragam kue dan minuman berbahan tape. Namun, yang perlu dibenahi adalah dari sisi pemasaran.
”Ke depan, kami siap membantu agar pemasaran semakin luas ke seluruh Indonesia, terutama melalui jalur digital marketing. Kita bisa menggandeng situs-situs belanja online besar, seperti bukalapak atau Tokopedia, untuk ikut mempromosikan olahan tape Bondowoso,” tambahnya.
Sukron juga menilai perlunya menggandeng berbagai lembaga untuk ikut memberdayakan para produsen tape. Misalnya seperti menggandeng LIPI dan SMK.
"Hal itu untuk menciptakan teknologi sederhana dan tepat guna yang bisa digunakan para perajin di centra tape, Bondowoso, sehingga bisa lebih efisien dan efektif,” papar Sukron Ma’mun Hidayat yang juga ketua GP Ansor Banyuwangi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Banyuwangi |