Ekonomi

Harga Anjlok, Petani Sayur Kol di Probolinggo Pilih Tak Panen 

Minggu, 03 Maret 2019 - 15:56 | 296.17k
Petani sayur kol memilih tak panen. (FOTO: Happy L. Tuansyah/TIMES Indonesia)
Petani sayur kol memilih tak panen. (FOTO: Happy L. Tuansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGOPetani sayur kol di lereng Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, memilih tak panen. Sayur kol siap panen dengan kualitas terbaik, hanya dibiarkan sampai membusuk. Hal itu dilakukan karena harga yang sangat murah. Keadaan ini, sangat ironis. Lantaran di Pulau Sumatra beberapa waktu lalu, sayur kol bisa menembus pasar eksport.

Tak ada aktifitas apapun, di lahan sayur kol petani tengger, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Petani sayur kol, memilih untuk tidak memanen sayur kol yang seharusnya sudah bisa dipanen. Hal itu karena harga sangat murah dan merugikan petani.

Advertisement

Saat ini, sayur kol dari petani, harganya hanya Rp. 300 hingga Rp. 400 perkilogram. Padahal, harga normalnya bisa mencapai seribu rupiah perkilogram. Sebagai informasi, biaya operasional untuk mengolah lahan seluas 1,5 hektar berkisar antara 17 juta rupiah.

Petani-Kol-Probolinggo-a.jpg

Dengan harga normal sekitar seribu rupiah, petani bisa mendapatkan hasil kotor antara 30 sampai 35 juta rupiah. Artinya, hasil bersih petani bisa mencapai 12 hingga 13 juta rupiah. Namun saat ini, bukannya untung, petani malah merugi. Karena murahnya harga jual sayur kol.

“Milik saya sendiri, ditawar 400 rupiah perkilogram. Tapi sampai sekarang malah tidak laku-laku. Akhirnya ya saya biarkan saja, sampai membusuk dan menjadi rabuk (pupuk kompos),” terang salah satu petani sayur kol, Udin, Minggu (3/3/2019).

Keadaan tersebut, sangat berbanding terbalik dengan Provinsi Sumatra Utara, yang berhasil mengeksport sayur kol sampai ke beberapa negara asia. Mulai dari negara tetangga Malaysia, sampai ke Jepang.

Atas keadaan ini, petani sayur Kol berharap ada langkah kebijakan pemerintah. Sebab mayoritas petani sayur kol, menggunakan modal pinjaman. “Kami berharap harga bisa kembali normal, petani di Probolinggo tidak merugi dan kembali sejahtera,” ujar Udin. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES