Ekonomi

Indonesia Ekspor Daun Ketapang Kering ke Jepang, Satu Kilo Gram Berkisar Rp 1 Juta

Senin, 29 April 2019 - 16:18 | 5.27m
Ali Jamil selaku Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementrian Pertanian RI, saat ditemui di Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Denpasar, Senin (29/4/2019).(FOTO Khadafi/TIMES Indonesia).
Ali Jamil selaku Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementrian Pertanian RI, saat ditemui di Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Denpasar, Senin (29/4/2019).(FOTO Khadafi/TIMES Indonesia).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, DENPASAR – Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementrian Pertanian RI, Ali Jamil mengatakan, bahwa daun ketapang kering sangat baik dibudidayakan karena harga jualnya cukup mahal. Saat ini, Indonesia telah mengekspor daun Ketapang kering ke Jepang. Satu kilonya berkisar di harga Rp 1 juta.

"Daun Ketapang, yang tumbuh di bantaran-bantaran sungai atau di daerah-daerah lembahan itu, ternyata mahal harganya. Indonesia sudah mengekspor ke Jepang. Satu kilo gram harganya bisa setara Rp 1 juta," jelasnya, usai melepas ekspor komoditas pertanian  di Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Denpasar, Senin (29/4/2019).

Advertisement

Menurut Jamil, jika ada lahan-lahan kosong pihaknya mengimbau untuk menanam daun ketapang yang harganya cukup lumayan. Karena, dalam satu kilo kering daun Ketapang bisa mencapai sekitar Rp 1 juta.

Jamil juga menjelaskan, daun Ketapang kini diminta oleh negara Jepang dan sudah diekspor. Manfaat dari daun Ketapang karena untuk memarnai ikan cupang, untuk obat-obatan dan kosmetik.

"Saya dengar itu untuk obat dan kosmetik. Yang kita tau baru tau baru Jepang (Berminat). Justru kita baru mengekspor ke negara mana lagi yang butuh daun Ketapang itu," ungkapnya.

Daun Ketapang kata dia, informasinya untuk memberi warna ikan cupang. "Kan macam-macam warnanya. Ada yang biru, merah dan lainnya," tambah Jamil.

Menurut Jamil, untuk saat ini, yang mengekspor ke negara Jepang, baru wilayah Bayumas Jawa Tengah. Kendati belum berton-ton karena baru dimulai.

"Kami baru tau itu dari satu pintu Banyumas, Jawa Tengah. Di tempat lain kami belum lihat apakah sudah ekspor daun ketapang kering atau tidak. Tapi disitu kami lihat sudah pernah. Kami lepas dengan Bapak Bupati Banyumas. Tapi masih belum ton baru ratusan kilo. Karena, baru dari alam saja, dari pohon ketapang yang tumbuh saja di alam. Belum di budidayakan," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES