Ekonomi

Merugi, Petani Bunga di Kota Batu Ubah Cara Pemasaran Hasil Buminya

Jumat, 05 Juli 2019 - 21:44 | 383.90k
Bawon dan anaknya saat memanen Bunga Hortensia di kebun bunga yang dikelolanya. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Bawon dan anaknya saat memanen Bunga Hortensia di kebun bunga yang dikelolanya. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BATU – Tidak ingin menjadi terus merugi dengan menjual bunga di tengkulak, petani bunga di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu ini mengubah cara pemasaran hasil bumi miliknya.

Tidak lagi menggunakan cara tradisional, Bawon Kariani memilih menjual bunga dengan cara online.

Advertisement

Bawon memang tidak paham teknologi, ia pun tidak memiliki smartphone yang bisa menghubungkannya dengan dunia maya. Dengan bantuan anak sulungnya, Ika Nurjana, 25 tahun, ia bisa menjual bunga Hortensia yang ditanamnya secara langsung kepada pembeli.

Seperti saat ditemui TIMES Indonesia, Bawon dan anaknya sedang memanen Bunga Hortensia yang merupakan pesanan dari pembelinya di Bali.

"Kalau dulu susah pak, harga jual bunga kita selalu dibeli murah oleh pedagang, sekarang sejak anak saya berjualan secara online, kita bisa merasakan keuntungannya," ujar Bawon.

Bunga-Hortensia2.jpg

Dulu ketika diborong oleh tengkulak, ia selalu merugi sehingga seringkali tidak mampu membeli obat-obatan. Menjual bunga secara online ternyata memberikan keuntungan berlipat.

"Melihat keuntungan jualan online, akhirnya anak saya suruh berjualan saja, tidak usah bekerja di orang," kata Bawon.

Saat ditemui TIMES Indonesia di kebun bunganya, Ika pun tidak terlihat canggung. Menggunakan pakaian petani, Ika menggunting satu persatu bunga Hortensia yang sudah waktunya panen.

"Sudah hampir 2 tahunan saya jualan bunga online gunakan instagram yang saya beri nama Anjasmoro Sekar, ternyata peminatnya lebih banyak dan harganya bisa lebih mahal," kata Ika.

Bunga-Hortensia3.jpg

Menurutnya, jika ia menjual bunga di pedagang lokal harganya akan terlampau murah." Karena itu saya jual online langsung ke pelanggan supaya meningkatkan nilai jual," kata Ika.

Jika menjual secara online, menurut Ika harganya bisa dua kali lipat dibandingkan dengan harga lokal. Jika dijual lokal, harga bunga Hortensia hanya berkisar Rp 3-4 ribu pertangkai, kalau dijual online bisa terjual dua kali lipat dari harga lokal.

"Kalau dijual online bisa terjual Rp 6 ribu hingga Rp 8 ribu pertangkainya," ujar Ika. Karena keuntungan yang menggiurkan ini, ia pun memilih membantu orang tuanya sekitar 2 hektar.

Dalam seminggu, Ika bersama orang tuanya bisa memanen 1000 tangkai dalam seminggunya. Lewat pemasaran on line, bunga hasil panennya pun bisa terjual hingga Bali, Bandung dan Jakarta. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Batu

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES