Pedagang Pasar Caruban Baru Berharap Perhatian Pemkab Madiun

TIMESINDONESIA, MADIUN – Masih sepinya warga yang berbelanja di Pasar Caruban Baru Kabupaten Madiun, membuat sebagian pedagang di pasar tersebut mengeluh.
Salah satu yang diduga menjadi penyebabnya adalah pasar tersebut tidak begitu terkenal dan kurangnya sosialisasi gerakan kembali belanja ke pasar tradisional. Faktor lain yang dikeluhkan, lokasinya dinilai kurang strategis di Desa Buduran, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun.
Advertisement
"Pasar sepi pengunjung. Biasanya agak ramai tiap hari Minggu," kata salah seorang pedagang di Pasar Caruban Baru, Suwarno.
Transaksi jual beli di Pasar Caruban Baru masih rendah karena hanya agak ramai di akhir pekan. Di hari-hari biasa pasar terlihat sepi pengunjung. "Pendapatanpun tidak sesuai dengan retribusi harian dan sewa stand," ungkap Suwarno.
Per-harinya tiap stand dikenai biaya retribusi Rp 3.200 untuk satu standnya. Akan tetapi minimnya minat warga Kabupaten Madiun untuk berbelanja kebutuhan pokok di Pasar Caruban Baru membuat banyak pedagang yang gulung tikar.
"Yang masih bertahan di sini yang masih punya langganan-langganan setia," tambah pedagang lainnya, Hariyanto.
Dia menyebut, biasanya pukul 09.30 pasar cukup ramai di hari biasa dan pukul 14.00 informasinya sudah banyak lapak yang tutup. Para pedagang berharap adanya perhatian lebih dari Pemkab Madiun atau dinas terkait agar Pasar Caruban Baru ramai alias diminati warga untuk belanja di pasar tradisional. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : TIMES Madiun |