Ekonomi

Sumba Timur Kembali Ekspor 82 Ton Rumput Laut ke China

Jumat, 02 Agustus 2019 - 18:11 | 164.30k
Pengiriman rumput laut dari pelabuhan Waingapu melalui Surabaya ke China. (FOTO: Habibudin/TIMES Indonesia)
Pengiriman rumput laut dari pelabuhan Waingapu melalui Surabaya ke China. (FOTO: Habibudin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, WAINGAPU –  Kabupaten Sumba Timur NTT melalui Perusahan Daerah PT Algae Sumba Timur Lestari kembali mengekspor rumput laut. Kali ini, 82,5 ton rumput laut dalam bentuk ATCC (Algae Treated Cottoni Chips) dikirik ke perusahaan China Zhe Jiang Top Hidrocolloids, Jumat (2/7/2019).

“Ini merupakan ekspor yang keempat kalinya ke China,” kata Bupati Sumba Timur Drs. Gidion Mbilijora M.Si.

Dalam acara ini, Bupati didampingi Sekretaris Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Sumba Timur Yohanis Njurumana, S.Pi, MAP, Kabid Pemberdayaan Usaha Kecil Pembudidayaan Ikan Kandubu Lowang, S.Pi dan Manager Produksi PT Astil Clara Rosalia Mone, ST, M.Sc.

Menurut Bupati Gidion, ekspor tersebut harus melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.  Seharusnya ekspor bisa melalui pelabuhan Kupang. Namun ada beberapa kendala transportasi laut dalam bentuk kontainer dari Waingapu ke Kupang tidak ada sedangkan kontainer dari Waingapu ke Surabaya menimbulkan biaya cukup besar karna kontainer Waingapu – Surabaya hanya berkapasitas maximal 20 ton.

“Jadi dari Surabaya ke China harus dipindahkan ke kontainer yang berkapasitas 40 ton, hal ini diharapkan kedepannya bisa tersedia angkutan dari Waingapu – Kupang dalam kontainer,” kata Gidion.

Ia mengungkapkan, ekspor berikutnya akan dilakukan pada akhir bulan Agustus 2019 mendatang dengan jumlah sebanyak 75 ton.

Gidion berharap, Agustus nanti, Gubernur NTT dapat menghadiri prosesi ekspor sekaligus  meluncurkan bantuan bibit rumput laut sejumlah 32 ton dan sarana produksi berupa tali.

Gidion menambahkan, peluang usaha budidaya rumput laut masih sangat terbuka karena pemanfaatan lahan baru mencapai 3,16 persen atau 476,46 Ha dari potensi 15.069,4 Ha.

Ada pun masyarakat yang melakukan usaha rumput laut berjumlah 4.389 rumah tangga perikanan dengan jumlah tenaga kerja 8.778 jiwa yang tergabung dalam 214 kelompok budidaya dengan produksi berjumlah 30.054,49 ton pada tahun 2018.

“Sedangkan untuk pengembangan PT Astil kedepannya Pemda telah menyiapkan lahan 10 Ha untuk pembangunan pabrik dengan produk SRC (Semi Refine Carageenan) di lokasi Desa Lamabakara sudah terbangun pagar keliling gudang dan lantai jemuran melalui program SKPT Tahun 2017,” tutur Gidion.

Sementara Sekretaris Dinas DKP Sumba Timur Yohanis Njurumana menjelaskan, rumput laut salah satu komoditi unggulan Daerah Kabupaten Sumba Timur sehingga Pemerintah Kabupaten, Provinsi maupun Pusat dapat bersinergi untuk melakukan percepatan pembangunan di sektor kelautan dan perikanan khususnya pengembangan rumput laut.

Sementara itu, Manager produksi PT Algae Sumba Timur Lestari,  Clara Rosalia R Mone menambahkan, saat ini untuk ekspor rumput laut masih terkendala dengan pelabuhan ekspor yang masih melalui Surabaya sehingga banyak biaya yang harus dikeluarkan

“Saya berharap kedepannya transportasi laut untuk pengiriman rumput laut tidak terkendala lagi dari biaya yang cukup besar,” harap Clara. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Sumba

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES