
TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Budidaya ulat sutra termasuk dalam jenis usaha yang masih jarang ditemukan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Namun, potensi mendapat keuntungan dari budidaya ulat sutra tersebut tercium oleh naluri bisnis yang dimiliki Heri Purnomo, warga Desa Sumengko, Kecamatan Kedungpring.
Pria berusia 50 tahun itu pun kini telah menikmati hasil dari budidaya ulat sutra yang ia tekuni dalam beberapa bulan terakhir. Heri menuturkan, ketertarikannya membudidayakan ulat sutra bermula ketika dirinya melihat para budidaya ulat sutra di Pasuruan.
Advertisement
"Kalau di Pasuruan sana sudah banyak masyarakat yang membudidayakan ulat sutra ini," kata Heri Purnomo, Sabtu, (1/2/2020).
Setelah mempelajari cara perawatan ulat sutra yang dinilai cukup mudah, Heri kemudian memutuskan untuk mencoba membudidayakan di rumahnya. "Ketika itu saya hanya membawa 100 ekor ulat sutra untuk diujicobakan di rumah," tuturnya.
Uji coba yang dilakukan Heri itu pun berhasil dan saat ini telah berlangsung selama 6 bulan. Ia menyebut kendala untuk budi daya ulat sutra hanya semut dan ayam. "Budidaya ulat sangat mudah, bisa ditinggal bekerja juga dan tak mengeluarkan banyak uang," ucap heri
Untuk membudidayakan ulat sutra, Heri menggunakan rak kayu berukuran 1 x 4 meter yang terdiri dari 3 tingkat dengan alas jaring berlubang halus. Di situlah ulat-ulat sutra hidup dibalik daun-daun murbei yang sekaligus menjadi makanan ulat.
Hari menjelaskan, proses metamorfosis dari ulat menjadi kepompong yang siap dijual, dibutuhkan waktu selama kurang lebih 22 hari.
"Untuk 200 ulat sutera bisa menjadi 1 kilo kepompong sutra. Saat ini harga 1 kilo kepompong bisa mencapai Rp 20 ribu dan tentunya harga ini sama semua dengan yang lainnya, tak ada perbedaan sama sekali," ujarnya.
Kini Heri mengaku telah mengembangkan budidaya ulat sutera di 4 kecamatan di Lamongan, diantaranya Kecamatan Sugio, Kedungpring, Babat dan Pucuk.
"Budidaya di Kecamatan lain ini untuk melihat apakah cuaca di daerah tersebut ada kendala atau tidak. Dan ternyata sama saja dengan yang ada di rumah saya," kata Heri.
Selain telah mengembangkan budidaya ulat sutra murbei di 4 kecamatan yang ada di Kabupaten Lamongan, saat ini Heri juga tengah berupaya untuk membudidayakan ulat sutra singkong. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Lamongan |