Ekonomi

Kenaikan Jumlah Bantuan Pangan Non Tunai Diapresiasi Warga Miskin Karanganyar

Senin, 10 Februari 2020 - 23:57 | 93.19k
Rombongan Dinas Sosial Kabupaten Karanganyar sidak ke salah satu e-warong. (Mukhtarul Hafidh/Times Indonesia)
Rombongan Dinas Sosial Kabupaten Karanganyar sidak ke salah satu e-warong. (Mukhtarul Hafidh/Times Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, KARANGANYAR – Sebanyak 62.042 keluarga miskin di Kabupaten Karanganyar menerima tambahan gizi dalam paket Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Bobot makanan pokok yang diterima juga bertambah. Tak pelak, kebijakan kenaikan ini disambut positif warga miskin Karanganyar.

“Dulu, penerima BPNT berhak Rp 110 ribu dalam bentuk makanan pokok. Setara 9 kilo beras medium dan delapan butir telur. Sekarang, pemerintah menambahnya. Mulai Januari 2020 diberi senilai Rp 150 ribu. Barangnya berupa beras 10 kilogram dan telur 15 butir. Juga setengah kilogram kacang hijau untuk tambahan gizi,” tutur Kepala Dinas Sosial Karanganyar, Waluyo Dwi Basuki kepada wartawan usai inspeksi mendadak (Sidak) di e-warong Desa Kaliboto, Mojogedang, Senin (10/2/2020).

Advertisement

Sidak-e-Warung-a.jpg

Di desa ini, BPNT disalurkan ke 595 keluarga penerima manfaat (KPM). Didampingi aparat kepolisian dan TNI, mereka memastikan beras, telur dan kacang hijau berbobot sesuai ketentuan. Caranya dengan menguji sampelnya di timbangan digital. Beberapa karung berbobot kurang, namun sebagian justru lebih. Selisihnya yang tak sampai 1 gram dianggap wajar.

Lokasi sidak selanjutnya di E-Warong Desa Ngemplak, Karangpandan. Tim mendapati sebagian bantuan pangan masih belum terserap, meski jadwal pengambilannya selesai. Dijadwalkan, penerima BPNT mengambil bantuan itu maksimal tanggal 10 tiap bulan.

Kabid Pemberdayaan dan Pembinaan Sosial, Marno mengatakan pemerintah memberi jangka waktu saldo di e-wallet secara interval selama 3 bulan 15 hari. Di tahun ini, jika penerima tidak mengambilnya, bakal masuk ke kas negara pada 15 April 2020. Terkait BPNT, 62.042 penerimanya dapat menebus bantuan di 131 e-warong yang telah ditentukan.

“Jumlah penerimanya sudah banyak berkurang. Di akhir 2019 tercatat 1.041 keluarga graduasi mandiri. Per Desember 2020 tercatat serapan BPNT 97,83 persen,” katanya.

Sementara itu, penerima BPNT dari Desa Ngemplak, Karangpandan, Sulastri (41) mengatakan bantuan pangan membantunya menghemat pengeluaran rumah tangga. Apalagi di tengah kenaikan sejumlah komoditas. “Berasnya bagus. Dimakan sekeluarga. Telurnya buat lauk,” katanya.

Koordinator Tenaga Kesejahteraan (Korteks) dari Kemensos untuk Kabupaten Karanganyar, Titis Permaning Tyas mengimbau warga miskin penerima Bantuan Pangan Non Tunai supaya merawat kartu elektroniknya. Sebab, penggantian kartu hilang atau rusak bakal rumit. “Belum tentu 15 hari setelah pelaporan, bisa diganti. Lagi pula nomor registrasinya bakal berlainan. Saldonya juga tidak akan langsung bisa terisi. Jadi rawat baik-baik kartu penerima BPNT itu. Sudah banyak kasus penggantian kartu, perlu waktu lama,” ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES