Ekonomi

Jokowi Sindir Lambatnya Impor Bahan Pokok, Ketua PKB: Jangan Sampai Terjadi Kelangkaan

Minggu, 08 Maret 2020 - 13:56 | 40.47k
Ketua DPP PKB Lukmanul Khakim.(Foto : Istimewa)
Ketua DPP PKB Lukmanul Khakim.(Foto : Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Ketua DPP PKB Lukmanul Khakim menilai pernyataan Presiden Jokowi yang menyoroti lambatnya impor bahan pokok menjadi catatan tersendiri agar semua kementerian terkait lebih cepat dan tanggap dalam ambil keputusan.

“Impor bahan pokok merupakan sebuah keniscayaan ditengah situasi pasar yang sedang tidak baik karena dampak virus corona,” katanya, Minggu (8/3/2020). 

Advertisement

Seperti bawang putih kata Lukman, Indonesia harus melakukan impor sekitar 340.000 ton per tahun. Karena faktanya pasokan dalam negeri sangat kurang. 

“Kita harus selalu prioritaskan kepentingan Nasional, Dalam hal ini adalah rakyat harus mendapatkan jaminan ketersediaan stok bahan pokok dan menjaga agar jangan sampai harga melambung tinggi di pasaran,” jelasnya.

Ditambahkan Lukman, Kementan dan Kemendag harus bersinergi dengan baik agar proses perijinan Impor utamanya produk holtikultura bisa cepat diselesaikan. 

“Saya rasa ini penting supaya tidak terjadi kelangkaan pasokan di pasar,” ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyindir Kementerian Perdagangan (Kemendag) soal lambannya penerbitan izin impor sejumlah komoditas mulai dari bawang putih hingga gula. Akibat perizinan yang menghambat, harga bahan-bahan pokok jadi naik.

Padahal saat ini masyarakat tengah dihantui berbagai kecemasan akibat perang dagang hingga wabah virus corona. Kalau harga bahan pokok melambung, tentu akan menambah kekhawatiran masyarakat.

Demikian disampaikan Jokowi saat membuka Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (4/3/2020) lalu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES