Bahas Peningkatan Produksi Blok Cepu, Kepala SKK Migas Bertemu Presiden EMCL

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dalam upaya mengejar produksi minyak bumi satu juta barel per hari pada 2030, Satuan Kerja Khusus pelaksana kegiatan usaha hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berusaha mempercepat upaya peningkatan produksi. Adapun upaya strategis diterapkan pada Blok Cepu di lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris berada, yang dikelola Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
Upaya strategis optimalisasi di proyek Banyu Urip hingga saat ini terbukti memberikan kontribusi lebih bagi Indonesia. Salah satunya memastikan besaran cadangan lapangan Banyu Urip meningkat dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan rencana pengembangan lapangan/plan of development (POD) pertama, dari 375 juta barel menjadi 940 juta barel.
Advertisement
Selain itu, produksi minyak berhasil ditingkatkan 33 persen dari sebelumnya 165 ribu barel per hari/ barrel oil per day (bopd) menjadi 220 ribu bopd dan saat ini sedang dilakukan peningkatan produksi menjadi hingga 235 ribu bopd.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan Presiden EMCL Louise McKenzie selesai bertemu pada Rabu (11/3/2020) membahas rencana itu. Ia mengatakan bahwa potensi Banyu Urip masih bisa ditingkatkan melalui tiga strategi untuk mengurangi laju penurunan produksi alami.
Dalam keterangan resmi Plt. Kepala divisi Progam dan Komunikasi SKK Migas, Susana Kurniasih menuliskan bahwa.
"Strategi awal dengan memonetisasi gas ikutan untuk menghilangkan bottleneck produksi minyak lapangan Banyu Urip. Kedua menambah sumur sisipan guna memproduksi minyak dari daerah reservoir karbonat yang belum terproduksikan. Ketiga sejalan dengan transformasi SKK Migas dalam strategi percepatan resource to production (R to P) pembuktian upside potential di lapangan Banyu Urip. Terdapat potensi cadangan tambahan yang berada lebih dangkal dari reservoir yang diproduksikan saat ini," tulisnya
Kemudian, KKKS EMCL akan melakukan evaluasi pengeboran sumur kajian (appraisal wells) untuk menambah data karakteristik batuan dan produktivitas reservoir. Sehingga, ketiga strategi ini dapat memberikan tambahan produksi puncak di tahun 2024 sekitar lebih dari 30 ribu bopd.
“Kami harapkan tambahan proyek ini selesai tepat waktu sehingga tambahan produksi dari lapangan Banyu Urip dapat terealisasi di tahun 2022." kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Tuban |