Dampak Covid-19, HIPMI Banyuwangi: Sektor Usaha Benar-Benar Terpukul

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Badan Pimpinan Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI Banyuwangi) mengungkapkan bahwa dampak pandemi virus corona (Covid-19) membuat para pengusaha kelimpungan.
“Hampir semua sektor usaha benar-benar terpukul oleh dampak pandemi ini,” ungkap Ketua BPC HIPMI Banyuwangi, Dede Abdul Ghany kepada TIMES Indonesia, Senin (20/4/2020).
Advertisement
Dede mengatakan, untuk sementara ini sejumlah sektor usaha yang digeluti anggota HIPMI Banyuwangi belum ada laporan yang tutup atau gulung tikar. Namun jika kondisi semacam ini terus berlanjut, maka kemungkinan terburuk pasti terjadi.
“Tidak bisa kami pungkiri yang merumahkan karyawan sudah ada. Yang mengurangi shift untuk mengurangi operasional juga sudah ada, bahkan yang mengurangi gaji karyawan juga ada,” kata Dede.
Dede memperkirakan, operasional perusahaan hanya bisa bertahan pada akhir Mei hingga Juni 2020 saja. Selebihnya hanya bisa menunggu supaya pandemi Covid-19 mereda.
“Kami khawatir kondisi ini melebihi krisis moneter tahun 1998,” ujarnya.
Sebagai upaya tindak lanjut agar tetap survive menghadapi pandemi Covid-19, HIPMI Banyuwangi terus melakukan komunikasi khususnya yang berkaitan dengan perbankan dan kelistrikan.
“Kalau dunia perbankan, kami akui pemerintah sudah memberikan relaksasi kredit bagi pengusaha yang dinamakan kategori UMKM, mulai KUR hingga Rp 10 milyar. Jadi harus diusulkan. Misalnya pengajuan penundaan pembayaran pokok, penundaan pembayaran bunga, atau restrukturisasi seperti terjadi pengurangan cicilan dan lain-lain,” terang Dede.
“Tapi nantinya itu tidak akan dihapuskan oleh perbankan melainkan akan dibebankan diakhir atau ditahun kedua atau bisa jadi diakhir masa kredit. Itu semua tidak ada masalah dan itu bisa sangat membantu kami dalam kondisi seperti ini,” imbuhnya.
Dede mengungkapkan, selain perbankan pihaknya juga rutin melakukan koordinasi dengan PLN Banyuwangi. Karena salah satu biaya operasional terbesar perusahaan adalah dari sektor kelistrikan.
“Kordinasi terus kami lakukan dengan kepala PLN Banyuwangi, beliau kooperatif memikirkan para pengusaha,” jelas Dede.
“Kami kan punya abonemen tinggi sekali. Kami tidak bisa produksi, sedangkan abonemen dan tagihan juga tetap jalan. Maka dari itu PLN memberikan ruang diskusi kami soal apa yang menjadi harapan dan bagaimana harus menyikapi kondisi pandemi ini,” tambah Dede.
Lebih lanjut Dede menerangkan, secara keseluruhan kebijakan pemerintah sudah dilakukan dengan baik hanya saja tidak bisa dipungkiri terkadang dari sektor pemangkau kepentingan tidak bisa langsung bergerak cepat.
“Mereka tidak bisa jemput bola ke bawah melainkan kita yang harus kesana. Kami berharap ketika ada instruksi dari pusat, yang dibawah langsung bergerak cepat. Artinya instruksi presiden harus segera ditindaklanjuti,” ungkap Dede.
Sementara itu terkait dengan upaya membantu masyarakat yang terdampak Covid-19, HIPMI Banyuwangi melalui para anggotanya juga sudah turun.
"Anggota kami melalui perusahaannya sudah membantu masyarakat lewat dana CSR masing-masing," ucapnya.
Sedangkan untuk HIPMI sendiri, lanjut Dede, dana bantuan sudah terkumpul. Rencananya pada minggu pertama bulan ramadhan akan didistribusikan.
"Kita ada bantuan dari HIPMI pusat berupa seribu masker dan handsanitizer. Nanti akan kita bagikan," terangnya.
Dede menyampaikan, secara keseluruhan HIPMI Banyuwangi terdiri dari 49 orang pengurus, 175 orang anggota non ASN dan 275 orang anggota berstatus mahasiswa yang terbagi di 7 universitas di Banyuwangi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Banyuwangi |